Kluster Pesantren Muncul Lagi di Kuningan, 150 Orang Terpapar
Kluster pesantren di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, muncul lagi. Sebanyak 150 orang yang didominasi santri di Pondok Pesantren Al-Mutawally terpapar Covid-19. Mereka menjalani karantina di ponpes.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
KUNINGAN, KOMPAS — Kluster pesantren di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, muncul lagi. Sebanyak 150 orang yang didominasi santri di Pondok Pesantren Al-Mutawally terpapar Covid-19. Jumlahnya masih bisa bertambah karena belum seluruh hasil tes keluar.
Kepala Dinas Kesehatan Kuningan Susi Lusiyanti mengatakan, hingga Sabtu (28/11/2020) siang, sebanyak 150 orang di Ponpes Al-Mutawally terkonfirmasi positif Covid-19. ”Hampir semuanya santri. Empat orang merupakan guru,” katanya saat dihubungi Kompas, di Kuningan.
Susi menuturkan, munculnya kluster penyebaran Covid-19 di pesantren itu bermula saat pihaknya menggelar tes uji cepat (rapid test) di ponpes pada Senin (16/11). Tes tersebut merupakan upaya deteksi dini penyebaran Covid-19 di sejumlah pesantren.
Di pesantren yang berada di Kecamatan Cilimus itu terdapat 388 santri dan 55 guru atau tenaga kependidikan. Dari jumlah tersebut, sebanyak 120 orang menjalani tes uji cepat.
Hasilnya, semuanya menunjukkan nonreaktif. ”Namun, beberapa hari setelah itu, sejumlah santri mengeluh batuk, pilek, dan kehilangan penciuman. Mereka lalu dipisahkan dari santri lainnya,” ungkapnya.
Pihaknya pun menggelar tes swab (usap tenggorokan) berbasis antigen untuk 433 orang. Tes dengan metode itu, lanjutnya, dapat mendeteksi virus korona baru hingga 80 persen. ”Hasilnya, ada 156 orang positif. Selebihnya, sudah dipulangkan ke daerah masing-masing,” lanjutnya.
Semuanya dalam keadaan baik karena tanpa gejala. Tidak ada yang demam. (Didin Nurul Rosidin)
Untuk memastikan temuan tersebut, sebanyak 156 orang lalu menjalani tes usap tenggorokan dengan metode reaksi rantai polimerase (PCR) yang tingkat akurasinya paling tinggi. Hasilnya, 150 orang terkonfirmasi positif Covid-19.
Jumlah tersebut masih bisa bertambah karena hasil tes enam orang lainnya belum keluar. ”Kami juga masih melacak warga sekitar yang kontak dengan kasus di pesantren,” ujarnya.
Pihaknya menyiapkan tenaga medis, termasuk seorang dokter spesialis paru dan dokter spesialis anak untuk memantau perkembangan kasus tersebut. Posko dan dapur umum juga dibangun di pesantren.
Direktur Ponpes Al-Mutawally Didin Nurul Rosidin mengatakan, sebanyak 152 orang menjalani karantina di Ponpes, sedangkan dua guru melakukan isolasi mandiri di rumahnya. ”Semuanya dalam keadaan baik karena tanpa gejala. Tidak ada yang demam,” ucapnya.
Demi mencegah penyebaran Covid-19 di pesantren, pihaknya telah menerapkan protokol kesehatan. Para santri juga dilarang keluar area pesantren.
”Kami sempat membuka kunjungan keluarga santri setelah kunjungan ditutup lebih dari tiga bulan. Itu pun dengan protokol kesehatan ketat,” lanjutnya. Pihaknya juga belum menerima keluhan dari orangtua santri yang terpapar Covid-19.
Takut kecolongan
Susi mengatakan, pihaknya sudah berupaya mencegah penyebaran Covid-19 di pesantren. Selain sosialisasi protokol kesehatan dan pembagian masker, pihaknya juga menggelar tes uji cepat terhadap 1.500 santri di lima wilayah yang didominasi pesantren, seperti Cilimus dan Luragung.
”Kami takut kecolongan lagi seperti di Husnul Khotimah,” ucapnya. Kluster penyebaran Covid-19 sebelumnya ditemukan di Ponpes Husnul Khotimah, September lalu. Sebanyak 550 orang yang terkonfirmasi positif saat itu telah dinyatakan sembuh.
Hingga kini, Jumat malam, tercatat 1.203 kasus positif Covid-19 di Kuningan. Sebanyak 18 orang meninggal dan 280 lainnya masih menjalani karantina. Sebanyak 905 orang dinyatakan sembuh.