1.209 Keluarga di Kabupaten Kubu Raya Terdampak Banjir
Sebanyak 1.209 keluarga atau 4.394 jiwa di Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, terdampak banjir setinggi 10 cm-80 cm, Sabtu (28/11/2020). Banjir disebabkan intensitas hujan tinggi.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Sebanyak 1.209 keluarga atau 4.394 jiwa di Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, terdampak banjir setinggi 10 cm-80 cm, Sabtu (28/11/2020). Banjir disebabkan intensitas hujan tinggi sehingga wilayah di dataran rendah tergenang.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Barat Novel Umar, Sabtu (28/11), menuturkan, ada dua desa di Kecamatan Sungai Ambawang yang terendam banjir, yakni Desa Pancaroba dan Desa Taluk Bakung. Enam dusun di Desa Pancaroba, termasuk juga pusat desa terdampak banjir.
”Ketinggian banjir di enam dusun di Desa Pancaroba berkisar 10 cm-50 cm,” ungkap Novel.
Jumlah penduduk terdampak banjir di Desa Pancaroba sebanyak 1.209 keluarga atau 4.394 jiwa. Sementara itu, untuk jumlah warga terdampak banjir di Desa Taluk Bakung hingga kini belum ada datanya.
Daerah-daerah itu yang sering terjadi longsor. (Zudan)
Banjir disebabkan intensitas hujan tinggi yang merata di Kubu Raya sehingga anak sungai banyak yang meluap ke permukiman warga di dataran rendah. Permukiman warga yang dekat sungai terendam banjir.
”Jalan antardusun dan menuju lahan pertanian serta perkebunan terendam banjir 50 cm- 80 cm. Sejauh ini belum ada data pengungsi,” kata Novel.
Trans-Kalimantan terendam
Pantauan Kompas pada Sabtu pagi hingga siang, banjir di Desa Pancaroba mengakibatkan jalan trans-Kalimantan terendam banjir berkisar 10-40 cm. Bahkan, ada yang sekitar 80 cm. Banjir yang menggenangi jalan trans-Kalimantan terdapat di tiga hingga empat lokasi yang berdekatan, totalnya sekitar 3 km.
Sepeda motor yang ingin melintasi jalur tersebut sebagian besar mengojek dengan cara menaikkan sepeda motor mereka ke mobil pikap atau truk yang disediakan warga setempat dengan biaya Rp 50.000 sekali melintas. Sebab, jika sepeda motor melintas di lokasi banjir sangat rawan mogok di tengah banjir.
Andas (23), warga Desa Pancaroba, menuturkan, banjir sebetulnya terjadi sudah sejak seminggu terakhir. Mobil bisa melintas di jalur banjir dengan aman, tetapi untuk sepeda motor agak rawan macet di tengah banjir.
Wilayah tersebut kerap banjir setiap tahun. Namun, banjir kali ini, menurut Andas, lebih tinggi daripada tahun lalu karena lokasi di Jalan Trans-Kalimantan yang digenangi banjir cukup banyak daripada tahun lalu.
Agus (31), warga lainnya, menuturkan, rumahnya termasuk yang terendam banjir. Namun, ia dan keluarganya tidak mengungsi karena membangun pangung di dalam rumah untuk bisa bertahan.
”Ada beberapa warga yang mengungsi ke tempat keluarganya, terutama yang memiliki bayi. Akan tetapi, sebagian besar masih bertahan di rumah,” kata Agus.
Rino (40), warga lainnya, menuturkan, setiap melintasi jalur banjir, kendaraan antre karena jalurnya ada yang lumayan dalam. Pada malam hari, antrean di jalur banjir terkadang bisa mencapai 2 km.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi sebagian besar wilayah Indonesia, termasuk Kalbar, akan terdampak La Nina. Hal itu diperkirakan pada November 2020-Januari 2021 curah hujan intensitas tinggi di sebagian besar wilayah Kalbar.
Dampak La Nina berupa curah hujan tinggi. Saat curah hujan tinggi berpotensi terjadinya bencana hidrometeorologi, antara lain banjir, puting beliung, dan tanah longsor. Catatan Kompas, seluruh wilayah Kalbar rawan banjir.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Provinsi Kalbar Zudan, menjelaskan, dari 14 kabupaten/kota di Kalbar, daerah yang rawan longsor dan bahkan hampir setiap tahun terjadi longsor adalah Kabupaten Bengkayang, Melawi, Landak dan Sanggau.
”Daerah-daerah itu yang sering terjadi longsor,” ungkapnya.
Daerah-daerah itu rawan terjadi pergerakan tanah. Wilayah-wilayah itu juga secara topografi ada daerah perbukitan dan aliran sungai di sekitarnya sehingga jika hujan sangat rawan longsor.
Ancaman bencana longsor, puting beliung dan banjir masih berpotensi terjadi di Kalbar karena La Nina. Kesiapsiagaan sudah dilakukan BPBD. Koordinasi dengan BPBD Kabupaten/Kota juta intensif dilakukan.