Bencana hidrometeorologi perlu diantisipasi di Kalimantan Timur mengingat hujan diperkirakan masih berpotensi terjadi hingga Desember.
Oleh
SUCIPTO
·3 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS – Hujan lebat sejak pukul 05.00 Wita mengakibatkan banjir dan pohon tumbang di Balikpapan dan Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Jumat (27/11/2020). Antisipasi bencana hidrometeorologi diperlukan mengingat hujan diperkirakan masih berpotensi terjadi hingga Desember.
Di Penajam Paser Utara, banjir terjadi di Kelurahan Sepaku, Desa Karang Jinawi, Jalan Cengkeh Kelurahan Petung, dan RT 25 Kelurahan Sukaraja. Air menggenang di jalan raya dan masuk ke sejumlah rumah warga dengan ketinggian 20 cm hingga 100 cm.
“Permasalahan utama air menggenang adalah saluran drainase yang tersumbat. Ketika air sungai meluap, drainase tidak bisa menampung sehingga terjadi banjir,” ucap Kepala Sub Bidang Logistik dan Peralatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Penajam Paser Utara Nurlaila, dihubungi dari Balikpapan.
Hujan di Penajam Paser Utara mulai reda sekitar pukul 10.00 Wita. Air yang menggenangi jalan protokol dan rumah warga sepenuhnya surut pukul 12.00 Wita. Nurlaila mengatakan, tak ada warga yang perlu mengungsi. Setelah air surut, didapati banyak gorong-gorong yang tersumbat dan perlu dibersihkan.
Selain itu, terdapat pohon tumbang di Desa Tanjung Tengah, Kecamatan Penajam, yang menimpa satu rumah warga. Pohon itu menyebabkan atap rumah berbahan asbes rusak dan pecah. Pohon itu tumbang dipicu tanah yang labil akibat hujan deras yang turun.
Banjir juga terjadi di Balikpapan, yakni di Jalan Pangeran Antasari, Jalan Zainal Arifin, dan kawasan Gunung Kawi. Yang paling parah terdampak adalah warga di RT 031 Kelurahan Damai, Kecamatan Balikpapan Kota. Air menggenang hingga ke dalam rumah dengan ketinggian hingga 50 cm.
Permukiman di sana terletak di sekitar Sungai Ampal yang memanjang sekitar 4,6 kilometer membelah Balikpapan. Ketika hujan deras, banjir pasti menggenangi ratusan rumah di sana. Hal itu sudah terjadi bertahun-tahun. Buruknya drainase memperparah banjir. Untuk mengatasi banjir, Pemerintah Kota Balikpapan berencana menormalisasi Sungai Ampal dan melebarkan gorong-gorong di sekitarnya.
Fenomena hujan lebat disertai angin diperkirakan masih terjadi hingga Desember di sejumlah wilayah di Kalimantan Timur. Untuk itu, masyarakat perlu mengantisipasi bencana seperti banjir, longsor, dan pohon tumbang.
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Balikpapan, Mulyono Leonardo, mengatakan, potensi cuaca ekstrim masih bisa terjadi hingga awal Desember di Kalimantan Timur. Itu diperkuat dengan aktifnya fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), pergerakan aktivitas konveksi yang bergerak dari Samudera Hindia ke Samudera Pasifik yang biasanya muncul setiap 30-90 hari.
“Hujan intensitas ringan hingga lebat disertai angin kencang dan guntur diprakirakan masih terjadi dalam beberapa hari ke depan. Informasi ini sudah kami teruskan juga kepada BPBD,” ujar Mulyono.
Kepala BPBD Balikpapan Suseno mengatakan, untuk menghindari kerugian yang besar dari potensi banjir, pihaknya sudah berkoordinasi dengan ketua RT untuk melakukan kerja bakti. Saluran air dan gorong-gorong setidaknya bersih agar air hujan bisa mengalir dengan baik.
Adapun untuk mengantisipasi banjir dan longsor, beberapa wilayah rawan sudah dipetakan. Koordinasi dilakukan kepada lurah di Balikpapan. Warga di permukiman yang rawan longsor diminta untuk kerja bakti mengurangi keterjalan lereng.
“Di beberapa titik juga akan dilakukan pembuatan bangunan penahan dan jangkar. Untuk pohon-pohon yang rawan tumbang, sebaiknya ditebang saja jika tidak memungkinkan,” ujar Suseno.