Jambi Siapkan Penanganan Cepat Antisipasi Kluster Pilkada
Rangkaian tes cepat yang digelar penyelenggara pemilu di Provinsi Jambi menunjukkan hasil yang mengkhawatirkan. Ratusan petugas diketahui reaktif dan sebagian di antaranya terkonfirmasi positif Covid-19.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·2 menit baca
JAMBI, KOMPAS — Gugus Tugas Penanganan Covid-19 dan penyelenggara pemilu di Provinsi Jambi menyiapkan skenario cepat mengantisipasi penyebaran virus korona baru menjelang pelaksanaan pemilihan kepala daerah serentak. Laju pertambahan kasus baru Covid-19 yang terbilang tinggi di kalangan petugas pilkada telah menghawatirkan dan mendesak diambil langkah.
”Besok (Jumat) kami menggelar rapat internal dengan penyelenggara pemilu untuk membahas terkait lonjakan kasus Covid-19,” kata Johansyah, Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Jambi, Kamis (26/11/2020).
Rangkaian tes cepat digelar di seluruh lapisan penyelenggara pemilu di Jambi, mulai dari pegawai Komisi Pemilihan Umum (KPU) hingga petugas kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS), termasuk para pengawas pemilu mulai dari tingkat provinsi hingga kecamatan sejak 22 November lalu. Pada tahap awal pelaksanaan uji cepat pada 8.000 petugas KPPS, hasilnya cukup mengkhawatirkan.
Di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, misalnya, hasil tes cepat menunjukkan 142 petugas KKPS reaktif. Dari jumlah yang reaktif, 13 di antaranya terkonfirmasi positif Covid-19, sisanya menunggu hasil laboratorium. Sementara di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, tes cepat menunjukkan hasil reaktif pada 37 orang. Semua petugas terkait diwajibkan menjalani karantina.
Terkait banyaknya petugas yang harus menjalani karantina, penyelenggara perlu mempertimbangkan strategi penyaluran logistik pilkada yang cepat tanpa menambah risiko penularan.
Ketua Bawaslu Provinsi Jambi Asnawi mengatakan, para petugas pengawas pemilihan akan mengikuti tes cepat Covid-19 mulai dari 26 hingga 28 November. Sejauh ini baru dapat diambil langkah jika ada petugas atau pejabat pengawas yang hasil tesnya reaktif agar langsung mengarantina diri. Dengan keterbatasan dana, pihaknya tidak mungkin menindaklanjuti tes cepat dengan uji usap (swab). ”Uji swab mahal. Kami tak mengalokasikan dana untuk itu,” katanya.
Uji swab mahal. Kami tak mengalokasikan dana untuk itu. (Asnawi)
Sebagai langkah antisipasi, penyelenggaran didesak untuk mengikuti protokol kesehatan yang ketat. ”Jika itu dijalankan, saya optimistis jalannya pilkada akan lancar,” tambahnya.
Bagi para petugas yang hasil tesnya reaktif tidak akan langsung diganti. Mereka diberi kesempatan mengarantina diri hingga tes cepat kedua. Jika pada tes cepat kedua masih menunjukkan reaktif barulah petugas terkait diganti.
Hal serupa dikatakan Ketua KPU Provinsi Jambi M Subhan. ”Petugas tidak langsung diganti karena reaktif belum tentu positif (Covid-19),” ujarnya. Petugas baru digantikan jika kedapatan reaktif pada tes cepat kedua.
Terkait kendala dana tes Covid-19, Johansyah memastikan KPU dan Bawaslu tak perlu khawatir. Gugus tugas menyiapkan dukungan uji usap gratis bagi para petugas yang hasil tes cepatnya reaktif.