Pemkot Batu Matangkan Rencana Pembangunan Kereta Gantung
Pemerintah Kota Batu, Jawa Timur, terus mematangkan rencana pembangunan kereta gantung sebagai pendukung pariwisata.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
BATU, KOMPAS — Pemerintah Kota Batu, Jawa Timur, terus mematangkan rencana pembangunan kereta gantung sebagai pendukung pariwisata di kawasan itu. Pemkot Batu telah menggandeng PT Industri Kereta Api atau INKA untuk mewujudkan wahana tersebut.
Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko, seusai konferensi video dengan PT INKA, Kamis (26/11/2020), mengatakan, pihaknya akan membentuk tim teknis khusus yang akan berkonsultasi secara intens dengan sejumlah pihak, mulai dari PT INKA hingga pihak-pihak di Kementerian Perhubungan.
”Kita masih melihat aturannya seperti apa. Siapa saja yang bakal mengisi tim teknis itu,” ujarnya. Turut hadir dalam konferensi video, antara lain sejumlah kepala organisasi perangkat daerah terkait di Pemkot Batu. Sementara dari PT INKA hadir jajaran direksi.
Menurut Dewanti, ada sejumlah pemahaman baru yang didapat dari konferensi video kali ini. Salah satunya terkait bagaimana kerja sama dalam hal pendanaan tanpa menggunakan anggaran pendapatan belanja negara maupun anggaran pendapatan belanja daerah.
”PT INKA memanggil PT PII (Penjamin Infrastruktur Indonesia) yang sudah biasa bekerja sama untuk pembiayaan di luar dana APBN/APBD, tentang bagaimana mekanisme, syarat, dan lainnya. Jadi, bisa menjadi pendanaan bagi daerah yang membutuhkan. Itu yang selama ini belum pernah kita lakukan,” katanya.
Dewanti juga memastikan dana yang digunakan untuk pembangunan kereta gantung nantinya murni dari swasta. Sejauh ini, sudah ada keinginan dari masyarakat di Batu untuk ikut menjadi investor. Namun, untuk menentukan ini semua dibutuhkan kajian.
”Penggalangan dana masyarakat, ini yang akan kita lagi kaji. Ketika masyarakat akan ikut (menjadi investor), jelas kami apresiasi. Tapi, sebesar mana masyarakat ikut andil? Ini masih kita kaji. Apakah semua bisa dibiayai masyarakat atau sebagian saja,” katanya.
Wacana pembangunan kereta gantung di Batu sebenarnya sudah muncul sejak 5-6 tahun lalu. Saat itu, mengemuka ide membangun kereta gantung guna memecahkan masalah kemacetan di Batu. Namun, rencana itu tidak juga terealisasi.
Baru satu tahun terakhir rencana itu kembali mengemuka. Akan tetapi, langkah itu terkendala oleh Pandemi Covid-19. Menurut Dewanti, semestinya pembahasan seperti ini, sudah dimulai tahun lalu, tetapi mundur akibat pandemi. Hal ini membuat beberapa kajian perlu diperbaiki lagi.
Rencana pembangunan kereta gantung yang membutuhkan dana sekitar Rp 300 miliar itu mendapat tanggapan baik dari pelaku wisata. Salah satu pelaku wisata di Kota Batu, Muklas Rofik, saat dimintai komentar terkait rencana itu, secara pribadi, menilai positif. ”Saya melihat sesuatu dari perspektif positif. Artinya, kalau itu berdampak positif, kenapa tidak?” katanya.
Pemilik obyek wisata arung jeram Kaliwatu Rafting ini menilai keberadaan kereta gantung bakal menjadi ikon baru bagi Kota Batu yang membedakan dengan daerah tujuan wisata yang lain. Karena sebelumnya, wacana serupa juga muncul di tempat lain, salah satunya Pasuruan.
”Saya sendiri belum tahu pasti lokasinya karena berubah-ubah. Dulu teman-teman Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya—dalam penelitiannya—connecting kereta gantung antara lokasi wisata berbasis buatan dan berbasis desa,” ucap Rofik yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Kota Batu.