Bupati Jombang Mundjidah Wabah telah menjalani perawatan selama empat hari di RSUD Dr Soetomo, Surabaya, Jawa Timur, karena positif terjangkit Covid-19.
Oleh
AMBROSIUS HARTO/AGNES SWETTA PANDIA
·2 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Bupati Jombang Mundjidah Wabah telah menjalani perawatan selama empat hari di RSUD Dr Soetomo, Surabaya, Jawa Timur, karena positif terjangkit Covid-19.
”Sebelum dirawat di sini (RSUD), Ibu isolasi mandiri di rumah dinas,” ujar Ema Umiyyatul Chusna, putri Bupati Jombang di RSUD Dr Soetomo, Kamis (26/11/2020).
Menurut Ema, kondisi kesehatan Bupati Jombang itu membaik dan memohon doa masyarakat agar kesehatan ibunya segera pulih. Mundjidah diduga terpapar virus korona jenis baru (SARS-CoV-2) yang mengakibatkan wabah Covid-19 dari rangkaian kegiatan yang diikuti di Jombang.
Melalui Ema, Mundjidah berpesan kepada masyarakat untuk menjaga kesehatan dan disiplin menerapkan protokol kesehatan. Masyarakat diminta proaktif membantu Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 untuk mempercepat meredakan pagebluk yang menyerang Jatim sejak pertengahan Maret 2020 itu.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mendoakan Mundjidah segera pulih dan sembuh. Khofifah juga terus mengingatkan masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan guna mengantisipasi penularan wabah Covid-19.
Semua orang wajib mematuhi protokol kesehatan, terutama ketika ada acara di dalam ruangan tertutup, sebaiknya tidak ada kesempatan bagi yang hadir untuk membuka masker meski sekejap. Caranya konsumsi diberikan ketika acara selesai. (Brahmana Askandar)
Menurut laman resmi http://www.infocovid19.jatimprov.go.id/ yang dikelola Pemprov Jatim, secara akumulatif, wabah telah menjangkiti 60.190 warga. Pagebluk telah mengakibatkan kematian 4.275 jiwa. Sebanyak 2.784 orang masih dirawat dan 53.131 orang sembuh.
Situasi wabah tidak kunjung mereda bahkan terindikasi meningkat seperti kurun Maret-Agustus. Saat ini di Jatim terdapat satu daerah dengan risiko penularan tinggi atau zona merah, yakni Lumajang.
Selain itu, 26 kabupaten/kota risiko sedang (jingga) dan 11 kabupaten/kota risiko rendah (kuning). Situasi ini berbeda dibandingkan dengan awal bulan ketika zona merah belum ada dan zona kuning ada 23 wilayah.
Menurut Ketua Ikatan Dokter Indonesia Cabang Surabaya Brahmana Askandar, salah satu cara memutus mata rantai penyebaran virus korona adalah dengan meminimalkan bersentuhan atau kontak satu dengan yang lain. Semisal di acara tidak lagi ada makan camilan atau makan berat ala prasmanan.
Sebaiknya, kata Brahmana, di setiap kegiatan, konsumsi peserta atau undangan sudah disiapkan di wadah atau kotak dan diberikan ketika acara selesai. Dengan cara demikian tidak ada lagi kesempatan atau fase membuka masker ketika masih banyak orang yang berkumpul di satu ruangan atau tempat.
”Semua orang wajib mematuhi protokol kesehatan, terutama ketika ada acara di dalam ruangan tertutup, sebaiknya tidak ada kesempatan bagi yang hadir untuk membuka masker walau sekejap. Caranya konsumsi diberikan ketika acara selesai untuk dibawa pulang,” katanya.