Bantuan dari Pembaca ”Kompas” Diberikan kepada Penyintas Banjir Cilacap
Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas menyalurkan bantuan logistik dan ribuan karung untuk pembuatan tanggul darurat kepada masyarakat di Cilacap yang menjadi korban banjir.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·2 menit baca
CILACAP, KOMPAS — Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas menyerahkan bantuan kepada penyintas banjir di Cilacap, Jawa Tengah. Buah kepedulian pembaca harian Kompas itu berupa bahan logistik, perlengkapan kebersihan, dan karung untuk membuat tanggul darurat.
Banjir dengan ketinggian hingga 1,5 meter di Cilacap terjadi pada Selasa (17/11/2020). Dua orang tewas akibat kejadian ini dan sebanyak 5.677 orang mengungsi. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap, banjir besar kali ini melanda 45 desa di 14 kecamatan. Akibatnya, 19.188 rumah tangga atau 48.528 jiwa terdampak banjir.
”Sesuai informasi BPBD Cilacap, pengungsi banjir membutuhkan alat untuk membersihkan rumah. Warga juga butuh bantuan untuk pembuatan perbaikan tanggul. Kami berikan 6.000 karung untuk tanggul pasir darurat,” kata Koordinator Subdistribusi Bantuan Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas (DKK) Kiraman Sinambela di Cilacap, Rabu (25/11).
Kiraman mengatakan, selain itu, diberikan juga 150 handuk, selimut (150), masker (150), sikat lantai (240), deterjen, cairan pembersih lantai, 300 liter minyak goreng, 90 dus susu bayi, susu balita (90 dus), makanan kaleng, dan minyak kayu putih.
Kepala BPBD Cilacap Tri Komara mengatakan, saat ini, tinggal satu desa yang banjirnya belum surut, yaitu Tarisi di Kecamatan Wanareja. Air masih setinggi 0,5 meter. Lebih kurang 200 warga mengungsi.
Tri menyampaikan, banjir dipicu beragam sebab. Selain terdampak La Nina, banyaknya tanggul sungai yang jebol jadi penyebabnya. ”Setidaknya tercatat 23 titik tanggul jebol di Cilacap.
”Sebagian besar tanggul ini jebol karena rusak dilubangi warga untuk pengairan sawah,” ujar Tri.
Kepala Desa Tarisi Jasimin mengapresiasi dan berterima kasih atas bantuan yang telah diberikan dari Yayasan DKK. ”Itu pas sekali, terima kasih sebelumnya atas perhatian dan partisipasinya,” kata Jasimin.
Menurut dia, banjir di desanya masih belum surut. Pengungsi membutuhkan logistik makanan serta mengalami gatal-gatal. ”Masyarakat juga membutuhkan obat-obatan seperti salep atau obat gatal,” ujarnya.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Cilacap Heru Kurniawan menyampaikan, banjir juga disebabkan pendangkalan di Segara Anakan. Akibatnya, laju air tidak bisa langsung menuju laut lepas. Selain itu, kerusakan lingkungan di daerah hulu membuat laju air menjadi lebih cepat.
”Lagi pula di kawasan Sidareja itu berupa cekungan, jadi air cukup lama mengalir ke laut,” papar Heru.
Selain banjir, tanah longsor juga terjadi di 14 desa dan menyebabkan 4 rumah roboh, 9 rumah rusak berat, 2 rumah rusak sedang, dan 43 rumah rusak ringan. Sementara angin kencang menyebabkan 1 rumah rusak berat dan 3 rumah rusak sedang.