Protokol Kesehatan Diabaikan, Kasus di Sulut Melonjak Lagi
Sulawesi Utara mengalami lonjakan jumlah kasus mingguan pada pekan ketiga November 2020. Protokol kesehatan sering kali diabaikan.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·4 menit baca
MANADO, KOMPAS — Sulawesi Utara mengalami lonjakan jumlah kasus mingguan pada pekan ketiga November 2020. Satuan Tugas Covid-19 Provinsi Sulut menilai, kelalaian masyarakat dalam menaati protokol kesehatan menjadi salah satu faktor yang menyebabkan pandemi di Sulut tak kunjung menemui ujungnya.
Satgas Covid-19 Sulut mencatat peningkatan jumlah kasus mingguan dari 201 kasus selama periode 2-8 November menjadi 322 kasus pada 9-15 November. Pada pekan berikutnya, jumlah kumulatif kasus melonjak lagi ke 404, atau 57,7 kasus per hari. Pada awal pekan keempat, Selasa (24/11/2020), Sulut ketambahan 60 kasus baru.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Sulut Steaven Dandel mengatakan, ada tiga penyebab utama peningkatan. Pertama, jumlah hasil tes sampel usap yang dikeluarkan semua laboratorium molekuler di Sulut, baik milik pemerintah maupun swasta, mencapai 4.000 per minggu. ”Ada peningkatan dibandingkan minggu-minggu sebelumnya, hanya 2.500-3.000 sampel,” katanya.
Kedua, ada lonjakan kasus suspek yang dirawat di rumah sakit. Setelah dilacak, ada beberapa kontak erat yang ternyata positif Covid-19. Faktor ketiga adalah rendahnya ketaatan warga Sulut terhadap protokol kesehatan. Banyak warga yang terpantau tak mengenakan masker dan makin banyak kerumunan massa.
”Protokol kesehatan makin kendur di masyarakat. Protokol kesehatan 3M (mengenakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan) harus dilaksanakan, harus jadi kebiasaan hidup yang mandarah daging. Jangan saat ada Operasi Yustisi dari Polri, baru hal ini diterapkan,” kata Steaven.
Sulut sudah mengakumulasi 6.424 kasus Covid-19. Sebanyak 5.163 kasus telah dinyatakan sembuh, sedangkan 237 lainnya meninggal. Masih ada 1.024 kasus yang berstatus aktif. Angka kesembuhan di Sulut adalah 80,37 persen, sedangkan angka kematian 3,96 persen. Kasus yang masih aktif sebesar 15,94 persen.
Steaven mengatakan, pendataan kluster telah lebih banyak dilimpahkan kepada satgas kabupaten/kota, bukan lagi menjadi tanggung jawab satgas provinsi. ”Kami hanya melacak kluster yang terdeteksi satgas provinsi, sedangkan yang dideteksi kabupaten kota didata sendiri oleh mereka,” kata Steaven.
Adapun Juru Bicara Satgas Covid-19 Kota Manado Sanil Marentek tidak menjawab pesan teks ketika ditanya soal sebaran kluster dan pengaruh pelaku perjalanan.
Kehidupan publik di Manado, misalnya, sudah kembali seperti biasa. Setiap hari, warga berolahraga di tempat umum tanpa mengenakan masker. Pertemuan-pertemuan di rumah kopi hingga pertunjukan musik juga digelar. Di samping itu, perkumpulan massa dalam rangka kampanye Pilkada 2020 kerap kali melebihi 50 orang.
Pilkada
Di ranah Pilkada 2020, kampanye tatap muka kerap digelar dengan kedatangan lebih dari 50 orang, seperti dalam kegiatan blusukan ke permukiman di Manado. Ada pula calon yang mempublikasikan video dirinya berjoget bersama para pendukung di pos-pos pemenangan. Sekalipun tak sampai 50 orang yang terlihat di video, mereka tidak menjaga jarak maupun mengenakan masker dengan benar.
Terkait hal ini, Ketua Badan Pengawas Pemilu Manado Marwan Kawinda mengatakan, kegiatan kampanye kerap berujung dengan kehadiran lebih dari 50 orang karena para calon menarik perhatian pendukung. Kerumunan itu tidak direncanakan. Adapun kegiatan berjoget bersama warga disebutnya adalah kegiatan internal, bukan kampanye.
”Tetapi, kami sudah pernah memberikan peringatan lisan maupun tertulis kepada keempat pasang calon wali kota dan wakil wali kota Manado. Kalau sudah dikasih peringatan tertulis tetapi tetap tidak bubar, pasti akan kami bubarkan paksa atau kami beri sanksi,” kata Marwan.
Adapun pelaku perjalanan jalur udara dan laut dari dan menuju Sulut mencapai angka di atas 1.000 setiap hari. Selama pekan ketiga November, terdeteksi 7.793 kartu kewaspadaan kesehatan elektronik (e-HAC) yang digunakan untuk masuk maupun meninggalkan Sulut. Meski demikian, Steaven tidak menjawab ketika ditanya soal pengaruh pelaku perjalanan pada lonjakan kasus.
Kami sudah pernah memberikan peringatan lisan maupun tertulis kepada keempat pasang calon wali kota dan wakil wali kota Manado. Kalau sudah dikasih peringatan tertulis tetapi tetap tidak bubar, pasti akan kami bubarkan paksa atau kami beri sanksi. (Marwan Kawinda)
Di tengah pandemi yang tak kunjung reda, konektivitas antara Manado dan kota terbesar di Sulawesi, yaitu Makassar, Sulawesi Selatan, semakin intensif dengan dibukanya rute perjalanan Batik Air sebanyak satu perjalanan setiap hari. Perjalanan dengan pesawat Airbus A320 Neo itu berkapasitas 156 orang
Corporate Communications Startegic Lion Group Danang Mandala Prihantoro mengatakan, rute penerbangan itu dibuka karena peminat rute antara Makassar dan Manado cukup besar. ”Tentunya meningkatkan konektivitas antardaerah adalah upaya kami mendukung program pemerintah,” katanya.
Meski demikian, Danang mengatakan, penerbangan ini tetap berpedoman pada protokol kesehatan. ”Pesawat kami dilengkapi penyaring udara berefisiensi tinggi atau high efficiency particulate air. Kebersihan udara di dalam pesawat dapat dipastikan akan terjaga,” katanya.
Sementara itu, General Manager Bandara Sam Ratulangi Manado Minggus Gandeguai mengatakan, pada Oktober 2020, jumlah penumpang pesawat meningkat 11 persen dari bulan sebelumnya menjadi 70.311 orang. Total selama Januari hingga Oktober 2020 ada pergerakan penumpang sebanyak 751.080 orang.
”Terdapat penurunan 59 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019, yaitu 1.840.379 orang,” kata Minggus.
Namun, ia menilai, tetap ada tren yang positif. Ia berharap pandemi segera berakhir sehingga dunia penerbangan pulih kembali.