Virus tak kasatmata itu menyerang ratusan warga, termasuk Wali Kota Cirebon Nashrudin Azis. Tempat isolasi dan perawatan pun penuh pasien Covid-19.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Penyebaran Covid-19 di Kota Cirebon, Jawa Barat, kian mengganas. Virus tak kasatmata itu menyerang ratusan warga, termasuk Wali Kota Cirebon Nashrudin Azis. Tempat isolasi dan perawatan kini semakin penuh pasien Covid-19.
Kabar tepaparnya Wali Kota Cirebon Nashrudin Azis disampaikan Wakil Wali Kota Cirebon Eti Herawati saat membacakan surat Azis di Balai Kota Cirebon, Senin (23/11/2020). Azis terkonfirmasi positif Covid-19, akhir pekan lalu.
Dalam suratnya, Azis mengaku sedikit flu. Namun, kondisi pria yang berusia lebih dari 50 tahun ini berangsur membaik dan kini menjalani isolasi di rumah dinasnya. Azis dalam pengawasan petugas medis serta rutin mengonsumsi vitamin dan antibiotik. Ia juga berolahraga dan berjemur saat pagi hari.
Azis tidak mengetahui pasti dari mana terpapar virus korona baru. ”Saya beberapa hari terakhir ini menjalani aktivitas normal, selalu pakai masker, cuci tangan, dan waspada. Hasil tes swab ajudan dan pengawal pribadi saya juga negatif,” tulisnya.
Terkait tugas pemerintahan, Azis terus berkomunikasi dengan Wakil Wali Kota Eti Herawati dan Sekretaris Daerah Kota Cirebon Agus Mulyadi. Pihaknya memastikan roda pemerintahan tidak terganggu. Balai Kota Cirebon juga masih beroperasi.
”Apa yang terjadi pada saya ini harus menjadi pembelajaran untuk maksimal disiplin protokol kesehatan. Kita tidak tahu siapa yang terpapar atau berpotensi menularkan. Kalau bukan diri sendiri yang waspada, siapa lagi?” kata Azis.
Terpaparnya Azis menambah daftar pejabat setempat yang terkonfirmasi positif Covid-19. Sebelumnya, Sekda Kota Cirebon Agus Mulyadi juga positif. Begitu pun dengan Wakil Ketua DPRD Kota Cirebon Fitria Pamungkaswati.
Apa yang terjadi pada saya ini harus menjadi pembelajaran untuk maksimal disiplin protokol kesehatan. Kita tidak tahu siapa yang terpapar atau berpotensi menularkan. Kalau bukan diri sendiri yang waspada, siapa lagi?
Kepala Dinas Kesehatan Kota Cirebon Edy Sugiarto mengatakan, pejabat, termasuk wali kota, merupakan kelompok orang yang pergerakannya tinggi. ”Kami belum tahu Pak Wali terpapar dari mana. Namun, hasil pelacakan sementara, ada 10 orang. Dari jumlah itu, satu ditemukan positif,” katanya.
Menurut Edy, saat ini, siapa saja berpotensi tertular dan menularkan Covid-19 jika tidak mematuhi protokol kesehatan, seperti mengenakan masker dan jaga jarak. Pihaknya mencatat kasus positif Covid-19 mencapai 864 orang. Sebanyak 48 orang meninggal dunia.
Sementara yang masih dalam perawatan atau isolasi mencapai 443 orang. Sedangkan pasien sembuh tercatat 373 orang. ”Jumlah pasien dirawat lebih banyak daripada yang sembuh. Tempat isolasi semua penuh,” katanya.
Hampir seluruh tempat isolasi di sembilan rumah sakit penuh. Di RS Sumber Kasih, misalnya, 17 tempat tidur untuk Covid-19 telah terisi semua. ”Padahal, tempat tidurnya sudah ditambah tiga kali lipat. Di rumah sakit lain juga begitu,” lanjutnya.
Fasilitas isolasi mandiri di Hotel Ono’s sebanyak 104 tempat tidur dan Hotel Langensari (56 tempat tidur) juga penuh. Gedung Balai Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BPPKKB) yang disiapkan untuk karantina juga penuh. ”Bahkan, 102 pasien Covid-19 yang tanpa gejala antre masuk ke fasilitas itu,” katanya.
Menurut Edy, pihaknya sudah maksimal menekan laju kasus Covid-19. Untuk tes usap tenggorokan, misalnya, kini sudah mencapai 11.395 orang. Ini melebihi ketentuan 1 persen penduduk, yakni sekitar 3.500 orang. Pihaknya juga rutin melacak penyebaran kasus dan menyiapkan fasilitas isolasi.
”Sekarang sudah enggak ada pilihan lain. Rumah sakit harus menambah ruangan isolasi. Kami sedang membahasnya. Untuk masyarakat, wajib melakukan 3M, memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak,” ungkapnya.