Balerante Antisipasi Tambahan Pengungsi Erupsi Merapi
Pemerintah desa menyatakan kapasitas pengungsian masih memadai. Meski begitu, tenda-tenda tambahan telah disiapkan jika nanti jumlah pengungsi bertambah.
Oleh
MOHAMAD FINAL DAENG
·3 menit baca
KLATEN, KOMPAS — Selama beberapa hari terakhir, jumlah pengungsi di tempat evakuasi Balai Desa Balerante, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, stabil pada kisaran 280 jiwa. Pemerintah desa menyatakan kapasitas pengungsian masih memadai. Meski begitu, tenda-tenda tambahan telah disiapkan jika nanti jumlah pengungsi bertambah.
Kepala Desa Balerante Sukono saat ditemui di lokasi, Senin (23/11/2020), mengatakan, jumlah pengungsi masih sama seperti sehari sebelumnya, yakni 280 jiwa. Mereka berasal dari empat dusun dalam zona bahaya erupsi Merapi (radius 5 kilometer dari puncak) di Balerante, yakni Ngipiksari, Sambungrejo, Gondang, dan Sukorejo.
Sebagian pengungsi menempati barak utama di bangunan balai desa dan sebagian lagi menempati ruangan kelas di SDN 2 Balerante yang berjarak sekitar 20 meter dari balai desa. Pengungsi tak dapat ditampung seluruhnya di balai desa karena barak harus disekat-sekat menjadi bilik-bilik yang ditempati setiap keluarga untuk pencegahan Covid-19.
”Sejauh ini, kapasitas tempat pengungsian masih mencukupi, bahkan ada beberapa ruangan di SD yang masih kosong meskipun telah disekat-sekat,” kata Sukono.
Meski begitu, Sukono menambahkan, pihaknya telah menyiapkan tambahan berupa tenda-tenda besar jika sewaktu-waktu jumlah pengungsi bertambah. Salah satu tenda sudah didirikan di halaman SDN 2 Balerante. Total penduduk dari keempat dusun terdampak itu mencapai 509 jiwa. Artinya, masih ada 229 jiwa yang belum mengungsi.
Saat status Siaga Merapi ini, prioritas warga yang diungsikan adalah kelompok rentan, yakni warga lanjut usia, ibu hamil dan menyusui, anak-anak, dan orang sakit. ”Jika nanti semua warga dari keempat dusun mengungsi, tenda-tenda itu siap digunakan,” kata Sukono.
Terkait logistik, Koordinator Posko Pengungsian Balerante Jainu mengatakan, saat ini stok pangan diperkirakan masih mencukupi untuk kebutuhan selama dua minggu. Bantuan dari berbagai pihak terus mengalir ke Balerante sejak pengungsian berjalan pada 7 November lalu.
Pantauan di pengungsian, tumpukan barang kebutuhan pangan pengungsi, seperti beras, mi instan, telur ayam, dan biskuit, disimpan di salah satu ruangan balai desa. Sejumlah sayuran juga terlihat dikumpulkan di pelataran balai desa, seperti ubi, singkong, wortel, dan kol.
Selain bantuan untuk pengungsi, Jainu mengatakan, pihaknya juga menerima bantuan pakan ternak dari sejumlah pihak. Total bantuan berupa konsentrat itu sebanyak 5 ton. Hingga Minggu (22/11) malam, tercatat 129 sapi ternak warga yang dievakuasi ke kandang komunal di dekat Balai Desa Balerante.
”Konsentrat ini menjadi tambahan pakan hijauan yang setiap hari dipenuhi oleh warga. Setiap hari seekor sapi membutuhkan sekitar 5 kilogram konsentrat,” kata Jainu.
Surono (50), pengungsi dari Dusun Sukorejo, mengatakan, telah lima hari tinggal di pengungsian bersama istri dan satu anaknya. Menurut dia, segala kebutuhan pengungsi sejauh ini terpenuhi dengan baik.
Surono memilih mengungsi lebih awal karena trauma erupsi tahun 2010. Saat itu, rumahnya yang berjarak kurang 5 kilometer dari puncak Merapi musnah disapu awan panas. ”Di pengungsian supaya lebih aman dan hati tenang,” katanya.