Otorita Wisata Labuan Bajo Tingkatkan Aspek Keselamatan Wisatawan
Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOPLBF) mengintensifkan pelatihan para petugas pendamping wisatawan agar siap menolong wisatawan yang mengalami kecelakaan dan serangan jantung.
Oleh
Emilius Caesar Alexey
·3 menit baca
LABUAN BAJO, KOMPAS — Untuk meningkatkan aspek keamanan dan keselamatan para wisatawan yang berkunjung, Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOPLBF) mengintensifkan pelatihan para petugas, atau yang dikenal sebagai ranger, agar siap menolong wisatawan yang mengalami kecelakaan dan serangan jantung. BOPLBF juga menggandeng berbagai instansi untuk menyiapkan helikopter dan enam kapal taktis yang diperlukan untuk mengevakuasi wisatawan yang mengalami kecelakaan di laut dan di darat.
”Keamanan dan keselamatan wisatawan sangat penting. Ini harus menjadi prioritas kami. Kawasan wisata Labuan Bajo sangat luas dan memiliki medan bervariasi berupa dataran rendah, perbukitan, dan lautan sehingga kami harus memiliki peralatan memadai dan petugas yang terlatih,” kata Direktur Utama BOPLBF Shana Fatina, dalam siaran persnya, Sabtu (21/11/2020), di Labuan Bajo.
Menurut Shana, dalam upaya meningkatkan keamanan dan kenyamanan wisatawan, BOPLBF berkoordinasi dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dan 23 institusi lintas kementerian/lembaga (KL) menggelar simulasi health, safety, and security protocol (protokol kesehatan, keamanan, dan keselamatan-Protokol 3K) Destinasi Super Prioritas di Labuan Bajo, 12 November 2020.
Dalam simulasi itu diperagakan pertolongan bagi wisatawan yang mengalami kapal terbakar dan tenggelam. Petugas dari BOPLBF dan semua instansi terkait melakukan evakuasi para korban melalui helikopter dan kapal taktis dengan cepat. Rumah Sakit Siloam juga ditunjuk sebagai rumah sakit untuk menangani pasien dalam keadaan darurat.
”Simulasi keamanan merupakan langkah pemerintah untuk menunjukkan bahwa kami siap menanganani bencana, khususnya di sektor kepariwisataan. Kami mau menyampaikan kepada dunia, Labuan Bajo siap menerima kunjungan wisatawan,” kata Shana.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio mengatakan, Labuan Bajo dipersiapkan sebagai satu dari sepuluh destinasi pariwisata superprioritas di Indonesia. Oleh karena itu, aspek keamanan dan keselamatan wisatawan harus diprioritaskan. Apalagi, lokasi wisata di Labuan Bajo sangat luas dan terdiri atas wisata laut dan daratan.
”Kami ingin menyiapkan emergency call sehingga wisatawan yang memerlukan bantuan tinggal memencet tombol itu dan langsung terhubung ke posko terpadu. Dengan cara ini, pertolongan bagi wisatawan yang mengalami kecelakaan dapat dilakukan dengan cepat,” kata Wishnutama.
Sejalan dengan hal itu, kata Shana, seluruh ranger yang mendampingi wisatawan dilengkapi dengan alat komunikasi dan akan disertifikasi emergency first response (EFR) sehingga memudahkan melakukan pertolongan pertama saat terjadi kecelakaan. ”Saat ini sudah ada dua ranger yang bersertifikat EFR,” kata Shana.
Selain peningkatan aspek keamanan dan keselamatan, BOPLBF juga terus menggandeng semua pihak untuk melakukan promosi pariwisata. Tanpa promosi yang berkesinambungan, Labuan Bajo sulit dikenal oleh wisatawan dari dalam dan luar negeri. Khusus selama pandemi Covid-19, protokol kesehatan tetap dijalankan dengan ketat di Labuan Bajo agar wisatawan tidak menjadi penyebab penularan ke warga setempat.