Perempuan Pelestari Budaya Indonesia Dukung Kebangkitan Ekonomi Bali
Perempuan Pelestari Budaya Indonesia (PPBI) mendukung upaya kebangkitan ekonomi Bali yang sedang terpengaruh dampak pandemi Covid-19. PPBI berkolaborasi mengangkat produk budaya dan seni Nusantara, yakni kain tenun.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·3 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Komunitas Perempuan Pelestari Budaya Indonesia atau PPBI mendukung upaya kebangkitan ekonomi Bali yang sedang terpengaruh dampak pandemi penyakit akibat virus korona baru (Covid-19). PPBI berkolaborasi dengan kelompok perajin, pengusaha, serta kalangan usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM di Bali untuk mengangkat produk budaya Nusantara, yakni kain tenun.
Serangkaian perayaan HUT Ke-3 PPBI, Sabtu (21/11/2020), PPBI mengadakan tayang bincang dalam jaringan (daring) dan pergelaran kain tenun yang berasal dari Kabupaten Jembrana, Bali. Pertemuan secara daring itu diikuti anggota PPBI yang berada di Indonesia, Inggris, dan Jerman.
Ketua PPBI Diah Kusumawardani mengatakan, PPBI sebagai perkumpulan perempuan dari berbagai kalangan juga berupaya turut berperan dalam menggerakkan kembali ekonomi lokal yang terimbas dampak pandemi Covid-19. Diah menyatakan, wastra atau kain tenun Nusantara memiliki nilai komersial selain menyimpan keindahan dan kekayaan budaya dan seni yang luhur.
”Melalui gerakan bangga menggunakan kain Indonesia, kami ingin turut menggerakkan UMKM di Indonesia,” ujar Diah dalam tayangan secara daring dari Jakarta, Sabtu (21/11).
Di Bali, PPBI berkolaborasi dengan pengelola resor Alas Arum, Desa Tegallalang, Gianyar, mengadakan festival Alas Arum hingga 20 Desember. Dalam festival tersebut, menurut Wayan Surjana dari resor Alas Arum, juga menghadirkan produk-produk UMKM lokal, termasuk kain tenun. Surjana menambahkan, pihak Alas Arum Resor bekerja sama dengan PPBI dalam upaya menggerakkan kembali aktivitas UMKM di Bali di masa pandemi Covid-19.
Kegiatan PPBI dalam merayakan HUT mereka itu mengangkat tema ”Terpana Jembrana”. Dalam tayang bincang secara daring, PPBI juga menggelar tari Bali dan peragaan busana yang menggunakan kain tenun khas Jembrana. Pemeragaan kain tenun yang diproduksi penenun dari Kabupaten Jembrana, Bali, bertujuan mengenalkan keberagaman budaya dan seni di Bali.
Adapun kain tenun yang ditampilkan PPBI adalah produksi Kelompok Tenun Songket Putri Mas, Kabupaten Jembrana. Kain tenun produksi Putri Mas, menurut Ketua Kelompok Tenun Putri Mas Ketut Widiadnyana, menggunakan bahan pewarna alami. Bahkan, produk kain tertentu dari Putri Mas sudah dilengkapi sertifikat Hak Kekayaan Intelektual (HAKI).
Melalui gerakan bangga menggunakan kain Indonesia, kami ingin turut menggerakkan UMKM di Indonesia. (Diah Kusumawardani)
Pencinta wastra Monique Hardjoko mengungkapkan, wastra atau kain tenun Nusantara memiliki keindahan dan juga mengesankan kebahagiaan. Setiap lembar kain memiliki warna dan motif yang terinspirasi dari kehidupan dan lingkungan. Dalam tayang bincang itu Monique menambahkan, PPBI berupaya mengenalkan dan mengangkat wastra sebagai busana modern selain menjaga warisan budaya dan seni yang terkandung pada lembaran kain tenun Nusantara atau wastra.
Ketua PPBI Bali Auditya Sari menyebutkan, komunitas PPBI adalah perkumpulan perempuan Indonesia dari berbagai latar belakang. PPBI sudah terbentuk di tiga negara, yakni Indonesia, Jerman, dan Inggris. Menurut Auditya, PPBI berupaya menjembatani UMKM, terutama perajin dan penenun, dengan komunitas dan pasar selain meningkatkan apresiasi terhadap kekayaan wastra Nusantara.