Evakuasi Korban Tambang Longsor di Kalteng Dilanjutkan, Polisi Kejar Pemodal
Upaya pencarian petambang yang terjebak longsoran di lubang tambangnya sendiri dilanjutkan setelah dihentikan sementara lantaran cuaca buruk.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Proses evakuasi 10 petambang yang tertimbun longsoran di Sungai Seribu, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, dilanjutkan, Sabtu (21/11/2020). Hingga kini, baru tiga petambang yang ditemukan dalam keadaan meninggal. Polisi kini sedang mencari pemodal di balik usaha yang diduga ilegal itu.
Sebelumnya, 10 petambang emas tertimbun longsoran di dalam lubang yang mereka gali sendiri, Rabu (19/11/2020). Keesokan harinya, rekan-rekan korban pergi mencari bantuan. Karena terkendala tempat yang jauh dan susah sinyal, pencarian baru bisa dilakukan tim gabungan pada Jumat pagi.
Lubang sedalam 65 meter itu kini tengah digali kembali oleh petugas gabungan dari TNI, aparat kepolisian, Badan SAR Nasional, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat.
Sejauh ini, tiga petambang ditemukan tewas. Sementara tujuh petambang lainnya diduga masih terjebak di dalam tambang. Mereka semua berasal dari Salopa, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.
Korban tewas adalah Yuda (24), Rana Solihat (21), dan Nurhidayat (26). Ketiga jenazah langsung dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Imanuddin. Sementara korban yang diperkirakan masih terjebak adalah adalah Tatan (30), Muharom (22), Reza (20), Susan (25), Bayu (25), Dian (26), dan Mukadir (47).
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Kalteng Komisaris Besar Hendra Rochmawan menjelaskan, pencarian dan evakuasi sempat dihentikan sementara pada Jumat (20/11/2020) pukul 21.30. Pencarian lalu dilanjutkan pada Sabtu pagi. Hingga kini, belum ada informasi tambahan korban yang ditemukan.
”Sempat kami hentikan karena cuaca ekstrem. Di sana sedang hujan lebat dan angin kencang. Lokasi itu juga membahayakan untuk petugas yang mengevakuasi sehingga perlu berhati-hati,” kata Hendra.
Hendra menambahkan, pihaknya sudah membuat pos darurat bersama petugas gabungan lintas instansi. Pos itu digunakan untuk keperluan pencarian. ”Pos darurat sudah didirikan, jadi tetap ada petugas yang jaga. Saat ini masih berlangsung upaya lanjutan pencarian,” katanya.
Hendra menjelaskan, saat ini pihaknya sedang memeriksa salah satu pekerja yang merupakan kepala mandor dari para pekerja. Ia juga sudah mengumpulkan informasi dari para petambang yang selamat dan beberapa saksi kejadian lainnya yang berada di lokasi.
”Belum ada tersangka yang ditetapkan, semua masih dalam tahap pemeriksaan. Tetapi, yang jelas kami akan telusuri kasus ini. Kami juga sedang mencari pemodal di lokasi tambang itu,” kata Hendra.
Banyak labirin
Camat Arut Utara Muhammad Ikhsan menjelaskan, awalnya ada 12 orang yang bakal masuk ke lubang tersebut. Namun, dua orang yang datang terakhir selamat lantaran belum sempat masuk.
Ikhsan mengatakan, sejauh ini pencarian terkendala banyaknya labirin di dalam lubang utama. Lubang sedalam lebih kurang 65 meter itu memiliki lorong tambahan lebih kurang masing-masing 15 meter. Dia menduga beberapa petambang berada di dalam lorong-lorong tersebut.
”Butuh usaha besar dan hati-hati sekali untuk bisa mencapai ke lorong-lorong tersebut,” katanya.