Seorang Tewas Tertimbun Longsor di Cianjur Selatan
Longsor terjadi setelah hujan deras melanda Cianjur Selatan sejak Jumat sore. Daerah ini termasuk rawan gerakan tanah atau longsor karena memiliki kemiringan ekstrem.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Seorang warga meninggal tertimbun longsor di Kampung Caringin, Desa Sukarame, Kecamatan Sukanagara, Kabupaten Cianjur, Jumat (20/11/2020) sore. Kejadian ini juga berdampak pada terputusnya jalan provinsi antara Kecamatan Sukanagara dan Kecamatan Pagelaran, Cianjur.
Berdasarkan informasi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat, Jumat pukul 20.00, longsor terjadi setelah hujan deras melanda daerah tersebut. Korban meninggal bernama Bayu (27), warga Desa Pamoyanan, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Cianjur.
Seorang korban lainnya adalah Adanda (19), warga Desa Sukarame, Kecamatan Sukanagara. Dia luka-luka akibat terseret material longsor.
Selain itu, material longsor juga menutupi jalur utama Sukanagara-Pagelaran di Desa Sindangkerta, Pagelaran, yang berjarak lebih kurang 120 kilometer di selatan dari Kota Bandung.
”BPBD Jabar masih berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Cianjur untuk pendataan di lokasi kejadian. Kondisi terkini, ruas jalan provinsi antara Sukanagara dan Pagelaran masih tertutup material sehingga tidak bisa dilintasi kendaraan,” tutur Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Jabar Budi Budiman.
Sebelumnya, kawasan Cianjur Selatan juga mengalami bencana hidrometeorologi. Empat kecamatan di Kabupaten Cianjur, yaitu Leles, Agrabinta, Cijati, dan Sindangbarang, dilanda banjir setelah diguyur hujan pada Jumat (2/10/2020) malam. Banjir bandang luapan Sungai Cisokan ini merendam sekitar 500 rumah dan menyebabkan lebih dari 300 orang mengungsi.
Bahkan, Desa Sukanagara pernah dilanda longsor, Kamis (9/4/2020). Longsor dari tebing setinggi 5 meter saat itu menimbun jalan yang melintasi desa sepanjang lebih kurang 20 meter. BPBD Cianjur bersama petugas dari sejumlah instansi menurunkan petugas dan alat berat untuk membersihkan timbunan longsor.
Hal itu dilakukan agar kendaraan bisa kembali melintas karena longsoran menutup total ruas jalan utama menuju Cianjur Selatan ini hingga keesokan harinya. Kawasan Cianjur lainnya seperti jalan Desa Salagedang di Kecamatan Cibeber dilanda longsor dari tebing setinggi 20 meter sehingga menutup akses pada awal Maret 2020.
Kondisi ini pun menjadi perhatian karena Jabar bagian selatan merupakan daerah dengan kemiringan ekstrem sehingga rawan gerakan tanah atau longsor. Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan, pihaknya pun siaga dengan meminta setiap kepala daerah memantau lokasi rawan bencana.
Apalagi, tutur Kamil, sebanyak 60 persen dari total kebencanaan hidrologis ini ada di Jabar. Karena itu, informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjadi pegangan dalam menentukan kondisi siap siaga hingga pertengahan tahun 2021.
”Saya menitipkan kepada pimpinan (daerah) untuk menyiapkan berbagai skenario. Peringatan dini harus berfungsi,” ujarnya.