Sempat Terpukul Pandemi, Nelayan Budidaya Maluku Tuai Hasil Menggembirakan
Perikanan budidaya di Maluku yang sempat terseok akibat pandemi Covid-19 kini mulai bangkit. Para pembudidaya menuai hasil positif lewat kolaborasi dan dukungan pemerintah daerah.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
AMBON, KOMPAS — Sempat terseok dan hampir gulung tikar akibat pandemi Covid-19, sebagian nelayan budidaya di Kota Ambon, Maluku, bangkit menuai omzet hingga setengah miliar rupiah. Sektor ini kini kembali bergairah berkat dukungan pemberian pakan dan perahu motor dari pemerintah daerah. Sinergitas semacam itu perlu dijaga konsistensinya, terutama saat pandemi ini.
Pada Jumat (20/11/2020), Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku kembali menyalurkan bantuan pakan sebanyak 1,2 ton kepada pembudidaya di Teluk Ambon. Sebelumnya, sudah disalurkan sekitar 3 ton pakan. Total kelompok penerima pakan sebanyak 44 kelompok budidaya.
Kepala Bidang Perikanan Budidaya, Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan di Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku Karolis Iwamony saat menyerahkan bantuan itu mengatakan, nelayan budidaya sangat terpukul akibat pandemi. Hasil ikan budidaya sempat lambat terserap di pasar lantaran permintaan menurun drastis. Mereka merugi sehingga mengalami demotivasi.
Sasaran penjualan ikan budidaya di Ambon sebagian besar adalah rumah makan dan hotel. Hanya sebagian kecil yang dibeli masyarakat. Selama masa pandemi, kunjungan ke rumah makan dan hotel berkurang akibat pembatasan sosial berskala besar. Permintaan masyarakat juga turun akibat merosotnya daya beli. Banyak rumah makan dan hotel bahkan sempat berhenti beroperasi.
”Di sisi lain, biaya operasional untuk pakan terus berjalan. Nelayan sangat terpukul. Oleh karena itu, pemerintah mengambil langkah untuk memberi bantuan pakan,” kata Karolis. Pakan untuk ikan budidaya biasanya menggunakan ikan pelagis kecil. Di pasaran, harga pakan mencapai Rp 5.000 per kilogram.
Selain pemberian bantuan pakan, Bank Indonesia Kantor Perwakilan Maluku juga memberikan bantuan berupa mesin motor berkapasitas 25 tenaga kuda sebanyak dua unit. Mesin itu akan digunakan bersama semua kelompok nelayan untuk pengangkutan logistik pakan dan penjualan ikan ke rumah makan dan hotel.
Omzet Rp 500 juta
La Mansir, nelayan budidaya di kawasan Waeheru, Kota Ambon, menyampaikan terima kasih kepada pemerintah dan Bank Indonesia atas bantuan pakan dan perahu motor. Di karamba miliknya, dalam satu hari, biaya yang dikeluarkan untuk pakan mencapai Rp 300.000. Sementara kehadiran perahu motor memangkas biaya angkutan ke hotel dan restoran yang mencapai Rp 400.000 untuk sekali pengiriman.
Saat ini, ekonomi di Kota Ambon kembali bergairah. Sejumlah rumah makan dan restoran mulai meningkatkan pesanan. Nelayan budidaya pun semakin bersemangat.
”Di keramba milik kelompok kami ada sekitar 20.000 ekor ikan berbagai jenis. Total nilainya sekitar Rp 500 juta. Penjualan sekarang mulai lancar,” kata La Mansir.
Jefri Slamta, pembudidaya di kawasan Waenitu, menambahkan, pembudidaya di Ambon juga berterima kasih kepada Satuan Tugas Covid-19 Nasional. Satgas beberapa kali memesan ikan dari Ambon untuk konsumsi pasien Covid-19 di Jakarta yang dirawat di Wisma Atlet. Ada juga pesanan untuk pasien dari TNI Angkatan Darat yang dirawat di Jawa Barat.
Jefri berharap sinergitas semacam itu terus terjaga hingga waktu-waktu yang akan datang. ”Saat ini kita mulai bangkit setelah melewati guncangan pademi Covid-19 yang sangat berat. Namun, pandemi masih berlangsung sehingga kami berharap pemerintah selalu memberi dukungan. Sejauh ini, dukungan yang diberikan pemerintah tepat sasaran,” ujar Jefri.