Relokasi Pengungsi Sinabung Tahap III Diminta Dipercepat
Badan Nasional Penanggulangan Bencana meminta agar relokasi pengungsi bencana erupsi Gunung Sinabung segera dituntaskan. Relokasi tahap III untuk pembangunan 892 rumah dan 1.022 lahan pertanian masih dalam proses.
Oleh
NIKSON SINAGA
·2 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Badan Nasional Penanggulangan Bencana meminta agar relokasi pengungsi bencana erupsi Gunung Sinabung segera dituntaskan. Relokasi tahap III untuk pembangunan 892 rumah dan 1.022 lahan pertanian saat ini masih dalam proses dan ditargetkan selesai pada 2021.
”Penanganan bencana harus cepat dan tanggap. Secara administrasi, penanganan juga harus baik dan benar,” kata Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB Rifai di Medan, Jumat (20/11/2020). Hal itu disampaikan dalam Rapat Evaluasi Penanganan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana Erupsi Gunung Api Sinabung. Hadir dalam rapat itu pihak Pemerintah Provinsi Sumut dan Pemerintah Kabupaten Karo.
Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Karo Natanael Peranginangin mengatakan, relokasi pengungsi Sinabung tahap I sudah selesai pada 2015 dan tahap II selesai secara bertahap pada 2016 dan 2017.
Relokasi tahap I berupa pembangunan 473 unit rumah dan 457 bidang lahan usaha tani. Relokasi tahap II dilakukan dengan pemberian bantuan membeli rumah Rp 59,4 juta dan bantuan membeli lahan pertanian Rp 50,6 juta per keluarga. Ada 1.810 keluarga yang mendapat bantuan dana rumah dan 1.858 keluarga yang mendapat bantuan pembelian lahan pertanian dalam relokasi tahap II.
”Sejak 2018, kami pun telah memulai relokasi tahap III dan saat ini masih dalam proses. Program ini dilakukan dengan pembangunan 892 unit rumah dan 1.022 bidang lahan usaha tani di Siosar,” kata Natanael.
Natanael menambahkan, pihaknya menargetkan relokasi tahap III tuntas pada 2021. Ada tiga desa dan satu dusun ikut dalam relokasi itu. Saat ini, warga desa itu mendapat bantuan biaya sewa rumah dan sewa ladang dari pemerintah.
Pembangunan 892 unit rumah pada relokasi tahap III telah selesai. Saat ini mereka sedang membangun fasilitas umum, fasilitas sosial, dan pembukaan ladang pertanian. ”Kami juga menghadapi persoalan adanya penolakan pembukaan ladang dari warga sekitar Siosar. Kami telah membuka dialog untuk menyelesaikan masalah itu,” kata Natanael.
Setelah beberapa hari mengeluarkan awan panas guguran dan guguran lava, aktivitas Gunung Sinabung pada Jumat (20/11/2020) mereda. Hingga pukul 19.00, tidak ada erupsi Sinabung.
”Meski demikian, kami meminta masyarakat tetap waspada. Kondisi Sinabung masih sangat aktif dan bisa meletus serta mengeluarkan awan panas guguran sewaktu-waktu,” kata pengamat di Pos Pengamatan Gunung Api Sinabung, Armen Putra.
Kegempaan Sinabung juga masih sangat tinggi dengan didominasi gempa guguran, hibrid, dan frekuensi rendah. Cuaca di Sinabung dan sekitarnya mendung dan hujan sehingga potensi lahar hujan cukup tinggi.