Kabupaten Magelang Rancang Sistem Informasi Data Pengungsi Merapi
Pemkab Magelang menyusun sistem informasi data pengungsi ancaman erupsi Gunung Merapi. Penyajian data ini dimaksudkan mempermudah penyaluran bantuan dan mengecek keberadaan pengungsi.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·2 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, menyusun aplikasi sistem informasi yang khusus memuat data pengungsi lereng Gunung Merapi. Aplikasi ini diyakini mempermudah penanganan pengungsi yang terus bertambah.
Kepala Bidang Komunikasi dan Informasi Publik Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Magelang Noga Nanda Septa mengatakan, data yang tercantum dalam aplikasi tersebut diusahakan selengkap mungkin. Terkait data pengungsi, misalnya, akan dicantumkan hingga nama lengkap setiap warga.
”Data yang lengkap akan memudahkan siapa saja yang ingin menyalurkan bantuan atau ingin mencari saudara atau kerabatnya di lokasi pengungsian,” ujarnya, Jumat (20/11/2020).
Selain memudahkan penyaluran bantuan agar tepat sasaran dan membantu pencarian pengungsi, Noga mengatakan, situs ini dibuat untuk mengecek jumlah pengungsi dan memastikan keberadaan warga yang masih sering bolak-balik rumah ke lokasi pengungsian. Data keberadaan pengungsi ini sangat diperlukan saat status Gunung Merapi semakin meningkat dan membahayakan.
”Ketika data jumlah pengungsi terpantau berkurang, misalnya, kami pun bisa langsung bergerak bertanya dan mencari tahu, apakah warga tersebut masih berada di rumahnya, di zona berbahaya, atau mengungsi di rumah kerabat di daerah lain,” tutur Noga.
Oleh karena data terkini sangat diperlukan, Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Magelang tidak menetapkan batasan waktu pembaruan data. Setiap sukarelawan di lokasi pengungsian wajib untuk secepat mungkin memasukkan data baru setiap terjadi perubahan.
Protokol kesehatan
Juru Bicara Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Magelang Nanda Cahyadi Pribadi mengatakan, pihaknya juga terus berupaya memantau protokol kesehatan di pengungsian. Tidak hanya pada perilaku pengungsi, tetapi juga dapur umum dalam aktivitas menyiapkan logistik bagi pengungsi.
Demi menekan kontak dengan banyak orang, menurut dia, bahan makanan mulai dari nasi berikut lauk pauknya kini tidak dikemas menjadi nasi bungkus, tetapi disajikan siap saji secara prasmanan.
Terkait hal ini, Nanda menyebutkan, pihaknya sudah meminta setiap donatur tidak lagi memberikan bantuan makanan dalam bentuk nasi bungkus. ”Daripada memberi nasi bungkus, para donatur saat ini diarahkan untuk menyumbangkan bahan-bahan makanan sebagai bahan baku masakan saja,” ujarnya.
Pada Jumat (20/11/2020), jumlah pengungsi dari lereng Gunung Merapi di Kabupaten Magelang terdata mencapai 818 orang. Berasal dari tiga desa di Kecamatan Dukun, para pengungsi tersebut tersebar di sembilan lokasi pengungsian di lima desa di Kecamatan Mertoyudan dan Kecamatan Mungkid.