Wabah Covid-19 di Jawa Timur belum teratasi. Setelah sempat terindikasi mereda, pagebluk kembali meningkat. Penambahan kasus baru harian di atas 400 orang dan ada kabupaten/kota berstatus zona risiko tinggi penularan.
Oleh
AMBROSIUS HARTO, AGNES SWETTA PANDIA
·2 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Ledakan kasus positif Covid-19 kembali terjadi di Jawa Timur. Setelah sempat terindikasi mereda, kasusnya kembali meningkat. Penambahan kasus hariannya di atas 400 orang dan ada kabupaten/kota berstatus zona risiko tinggi penularan.
Menurut laman resmi http://www.infocovid19.jatimprov.go.id/, hingga Jumat (20/11/2020) siang, secara akumulatif ada 58.041 kasus positif. Kurun tiga hari terakhir, penambahan pasien baru sebanyak 471 orang pada Rabu, 425 orang (Kamis), dan sementara 379 orang pada Jumat.
Kondisi ini berbeda dibandingkan dengan awal hingga pertengahan November 2020. Kurun waktu 1-17 November, penambahan kasusnya antara 168-289 orang per hari. Selain itu, ada juga daerah dengan penularan tinggi, yaitu Lumajang. Kenaikan kasus tertinggi di Lumajang terjadi pada Rabu sebanyak 100 orang dari biasanya tidak lebih dari 20 pasien baru dalam bulan ini.
”Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 terus berkoordinasi dengan kabupaten/kota untuk meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi,” kata Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak.
Epidemiolog Universitas Airlangga, Surabaya, Windhu Purnomo, meyakini, lonjakan kasus baru dipicu kendurnya penerapan protokol kesehatan dan pengawasannya oleh pemerintah. Kemunduran erat dikaitkan dengan mobilitas tinggi masyarakat, terutama saat cuti bersama 28 Oktober-1 November.
”Sulit dipastikan pergerakan masyarakat saat cuti bersama apakah menerapkan protokol kesehatan atau tidak,” kata Windhu.
Dia mengatakan, pada prinsipnya, pencegahan wabah Covid-19 akan efektif ketika masyarakat disiplin menerapkan protokol hingga membatasi aktivitas. Setiap orang amat disarankan menjaga jarak minimal 2 meter dan selalu memakai masker. Pemakaian masker dan jaga jarak diyakini mencegah penularan sampai 95 persen. Selain itu, yang berbahaya penularan dari orang tanpa gejala.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini merespons lonjakan ini dengan bakal mengadakan operasi disiplin protokol sesuai dengan kewenangan tugas dan kompetensi. Dinas Perdagangan Kota Surabaya, misalnya, bakal memantau penerapan protokol di pusat perbelanjaan dan pertokoan.
Di Surabaya, periode 13-20 November, penambahan kasus baru mencapai 139 orang. Surabaya masih menjadi wilayah dengan akumulasi kasus tertinggi se-Jatim dengan 16.547 terjangkit Covid-19. Status risiko penularan di daerah ini sedang dengan warga jingga.
Di samping itu, Surabaya juga masih menjadi wilayah dengan tes usap tertinggi di Jatim. Secara akumulatif, telah dilakukan pengambilan 250.506 sampel. Jumlah ini setara 48,1 persen dari total sampel tes usap di Jatim yang berjumlah 520.089 sampel.