10 Petambang Emas di Kotawaringin Barat Tertimbun Longsor, Tiga Ditemukan Tewas
Sebanyak 10 petambang emas tertimbun longsor di lubang yang mereka gali. Tiga di antaranya ditemukan meninggal. Sisanya masih dalam upaya pencarian.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Sebanyak 10 petambang emas tradisional di kawasan Sungai Seribu, Kelurahan Pangkut, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, terjebak di dalam lubang yang mereka gali. Tiga di antaranya ditemukan meninggal, sementara tujuh orang lainnya masih dalam pencarian.
Camat Arut Utara Muhammad Ikhsan menjelaskan, pihaknya bersama tim dari kepolisian dan Badan SAR Kotawaringin Barat masih melakukan pencarian. Pada Jumat (20/11/2020) pihaknya berhasil menemukan tiga petambang yang terjebak di dalam lubang tambang dalam keadaan meninggal.
”Informasi yang kami dapat dari rekan mereka, ada 10 orang yang terjebak. Kami juga dapat informasinya terlambat karena saat itu berada di kawasan yang sulit sinyal,” kata Ikhsan saat dihubungi Kompas dari Palangkaraya, ibu kota Kalimantan Tengah.
Ikhsan menambahkan, kejadian longsornya lubang tambang itu terjadi pada Rabu (18/11/2020) malam sekitar pukul 20.00. Namun, petugas dan pihak kecamatan baru mendapatkan kabar tersebut pada Kamis siang.
”Kamis langsung kami hubungi petugas dari berbagai instansi lalu kami ke lokasi melakukan pencarian,” katanya.
Menurut Ikhsan, untuk ke lokasi dibutuhkan waktu sekitar dua hingga tiga jam. Ia memperkirakan korban tertimbun longsor itu sudah berada di dalam lubang selama lebih dari 24 jam.
Ikhsan menjelaskan, di lubang tambang yang tertutup longsor itu sebenarnya terdapat 12 orang. Namun, dua orang yang tidak terjebak terlambat masuk ke lubang. ”Mereka ini masuk terakhir, tetapi begitu di bibir lubang, tanah langsung menutup dan mereka lari ke atas, jadi selamat,” katanya.
Petugas penyelamat membutuhkan waktu untuk mengeluarkan korban dari dalam lubang lantaran air yang mengalir cukup deras. Wilayah itu memang langganan banjir dan longsor karena berada di pinggir sungai.
Muhammad menambahkan, 10 orang yang tertimbun antara lain, Tatan (30), Muharom (22), Yuda (24), Reza (20), Rana (21), Susan (25), Bayu (25), Dian (26), Mukadir (47), dan Nurhidayat (26). Mereka semua berasal dari Desa Salopa, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Tiga jenazah yang ditemukan masih diidentifikasi.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Kalteng Komisaris Besar Hendra Rochmawan membenarkan adanya kejadian tersebut dan saat ini masih terus melakukan evakuasi di lubang tambang tersebut. Lubang tambang itu kedalamannya mencapai 65 meter digali manual dengan peralatan sederhana.
Hendra menjelaskan, saat ini pihaknya sedang memeriksa salah satu pekerja yang merupakan kepala mandor dari para pekerja. Ia juga sudah mengumpulkan informasi dari para petambang yang selamat dan beberapa saksi kejadian lainnya yang berada di lokasi.
”Kami sedang periksa yang diduga mandor kepala dari lokasi tersebut. Tidak hanya itu, kami juga sedang mencari pemodal di belakang lokasi tambang tersebut,” ungkap Hendra.
Pihak kepolisian, lanjut Hendra, melalui Kepolisian Resor Kotawaringin Barat menurunkan belasan personelnya untuk membantu proses evakuasi. Sementara beberapa personel lain menggali informasi dan mencari pemodal dibalik usaha tambang yang diduga ilegal itu.
”Informasi yang kami dapat itu tambang rakyat, bisa disebut juga tambang tradisional. Tetapi, kan, kalau tambang rakyat ada izinnya, nah, itu akan kami telusuri dan akan kami sampaikan perkembangannya nanti,” kata Hendra.