Puskesmas Tidak Mencukupi, Jabar Usulkan GOR sebagai Tempat Penyuntikan Vaksin
Puskesmas di Jawa Barat diprediksi tidak cukup menampung warga yang akan disuntik vaksin Covid-19. Untuk mengantisipasi hal itu, gelanggang olahraga (GOR) diusulkan menjadi tempat vaksinasi.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Keberadaan puskesmas di Jawa Barat diprediksi tidak cukup menampung warga yang akan disuntik vaksin Covid-19. Untuk mengantisipasi hal itu, gelanggang olahraga atau GOR diusulkan menjadi tempat vaksinasi.
Hal tersebut disampaikan Gubernur Jabar Ridwan Kamil seusai mendampingi Wakil Presiden Ma’ruf Amin dan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto saat meninjau simulasi pemberian vaksin Covid-19 di Puskesmas Cikarang, Kabupaten Bekasi, Kamis (19/11/2020) pagi.
”Kami memberikan masukan kepada pemerintah pusat. Kemungkinan puskesmas tidak cukup menampung semua warga yang akan divaksin. Jabar mengusulkan vaksinasi dilakukan di gedung-gedung besar, seperti GOR bulu tangkis dan ruang serbaguna,” ujarnya, di Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis siang.
Menurut Data Dasar Puskesmas Kementerian Kesehatan 2019, Jabar mempunyai 1.069 puskemas yang tersebar di 27 kabupaten/kota. Sementara jumlah rumah sakit sekitar 350 unit.
Jumlah tersebut diperkirakan tidak akan mencukupi, mengingat jumlah penduduk Jabar sekitar 49 juta jiwa. Oleh sebab itu, dibutuhkan penggunaan fasilitas lain sebagai tempat penyuntikan vaksin.
Penyuntikan akan dilakukan terhadap 60 persen warga berusia 18-59 tahun. Warga penerima vaksin akan membentengi warga lainnya dari penularan virus korona baru.
Warga Bogor, Depok, dan Bekasi (Bodebek) diprioritaskan mendapatkan vaksin tahap pertama. Sekitar 70 persen kasus Covid-19 di Jabar berada di kawasan ini.
Kamil menuturkan, edukasi vaksinasi itu harus terus dilakukan. Salah satunya terkait pembagian kategori penerima vaksin. Kategori berbayar untuk masyarakat tingkat ekonomi menengah atas dan gratis untuk masyarakat tingkat ekonomi menengah bawah.
”Yang dibiayai pemerintah (vaksinasi) dilakukan di puskesmas dan tempat publik. Sementara kategori mandiri (berbayar) bisa dilakukan di klinik dan rumah sakit dengan jadwal menyesuaikan,” ujarnya.
Warga Bogor, Depok, dan Bekasi (Bodebek) diprioritaskan mendapatkan vaksin tahap pertama. Sekitar 70 persen kasus Covid-19 di Jabar berada di kawasan ini.
Berdasarkan data Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jabar (Pikobar), Kamis pukul 17.00, terdapat 46.456 kasus positif di provinsi itu. Sejumlah 36.662 orang sembuh, 8.931 orang dalam perawatan, dan 863 orang meninggal.
Oktober lalu, Kamil juga memantau simulasi penyuntikan vaksin Covid-19 di Kota Depok. Simulasi ini merespons pembelian vaksin oleh pemerintah pusat.
Dari simulasi itu diketahui butuh waktu 45 menit bagi setiap orang untuk divaksin. Mulai kedatangan subyek sampai penyuntikan diperkirakan perlu waktu 10-15 menit. Setelah itu, subyek diminta menunggu selama 30 menit untuk memantau reaksi tubuh setelah disuntik.
Uji klinis fase ketiga calon vaksin Covid-19 produksi Sinovac, China, di Bandung, Jawa Barat, berjalan baik. Belum ada laporan gejala serius yang dialami sukarelawan pascavaksinasi.
Sejumlah 1.620 sukarelawan uji klinis di Bandung telah mendapatkan suntikan vaksin atau plasebo dosis pertama. Sementara 1.603 sukarelawan sudah disuntik dosis kedua dan 1.600 sukarelawan memasuki masa pemantauan imunitas, efikasi, dan keamanan.
”Sejauh ini uji klinis berjalan baik. Hal-hal spesifik akan disampaikan secara resmi dalam publikasi,” ujar juru bicara Tim Uji Klinis Vaksin Covid-19 Universitas Padjadjaran, Rodman Tarigan.
Uji klinis vaksin produksi Sinovac di Bandung dimulai Agustus 2020 dan dijadwalkan rampung dalam enam bulan. Jika sukses, vaksin Covid-19 akan diproduksi oleh PT Bio Farma pada kuartal pertama 2021 dengan kapasitas produksi hingga 250 juta dosis vaksin per tahun.