Sinabung Kembali Meletus dan Keluarkan Awan Panas Guguran
Aktivitas vulkanis Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, masih meningkat. Sinabung kembali meletus dan mengeluarkan awan panas guguran.
Oleh
NIKSON SINAGA
·2 menit baca
KABANJAHE, KOMPAS — Aktivitas vulkanis Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, masih terus meningkat. Sinabung kembali meletus dan mengeluarkan awan panas guguran, Rabu (18/11/2020). Memasuki musim hujan, lahar hujan dari Sinabung pun diwaspadai.
”Aktivitas Sinabung saat ini masih cukup tinggi. Namun, bahaya letusan dan awan panas masih di sekitar zona merah. Kami terus mengingatkan agar masyarakat tidak masuk zona merah,” kata Pengamat di Pos Pengamatan Gunung Api Sinabung, Armen Putra, Rabu (18/11/2020).
Armen mengatakan, awan panas guguran terjadi pada pukul 12.59 dengan jarak luncur 1.500 meter ke arah timur-tenggara. Angin pun membawa abu dari awan panas tersebut ke arah selatan-barat.
”Beberapa saat kemudian, Sinabung kembali erupsi dengan mengeluarkan kolom abu setinggi 1.000 meter pada pukul 13.44. Abunya pun kembali terbawa angin ke arah selatan-barat,” kata Armen.
Armen mengatakan, aktivitas kegempaan Sinabung juga masih cukup tinggi. Jenis gempa yang mendominasi adalah gempa guguran yang menandakan runtuhnya kubah lava dan gempa hibrid yang menunjukkan pembentukan kubah lava masih terus terjadi. Gempa frekuensi rendah juga meningkat yang menandakan adanya aliran energi dan fluida dari dapur magma ke kawah.
Armen mengatakan, kubah lava Sinabung masih terus bertumbuh dan kini volumenya diperkirakan lebih dari 1 juta meter kubik. Pertumbuhan kubah lava itu membuat awan panas guguran diperkirakan masih akan terus terjadi dalam beberapa waktu ke depan.
Kubah lava Sinabung masih terus bertumbuh dan kini volumenya diperkirakan lebih dari 1 juta meter kubik.
Warga pun diminta mewaspadai awan panas guguran Sinabung yang sudah beberapa kali memakan korban jiwa. Saat ini, masih ada warga yang bertani di bawah jalur awan panas di zona merah.
Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Karo Natanael Peranginangin mengatakan, pihaknya meningkatkan kesiapsiagaan sejak awan panas guguran terjadi dalam beberapa pekan ini. ”Kami pun berpatroli meminta warga keluar dari ladang yang berada di zona merah,” katanya.
Dampak letusan dan awan panas yang dirasakan warga saat ini adalah paparan abu yang menumpuk di jalan, rumah, dan ladang. Paparan abu pun cukup pekat di beberapa daerah terdampak, seperti Namanteran, Simpang Empat, dan Merdeka. Tanaman warga pun rusak terpapar abu.
Memasuki musim hujan, kata Natanael, pihaknya pun meningkatkan kewaspadaan akan bahaya lahar hujan. Saat ini, lahar hujan masih terkendali karena masih belum meluap dari sungai atau jalur lahar hujan buatan.
Pihaknya juga meminta warga waspada dan menjauhi sungai saat hujan deras turun. Material hasil letusan Sinabung masih menumpuk di lereng gunung yang dapat menjadi lahar hujan saat hujan turun.