Libur Akhir Tahun, Pemesanan Hotel di Batu Mulai Berdatangan
Meski ada wacana libur panjang akhir tahun 2020 ditunda akibat angka Covid-19 meningkat, hingga pertengahan November ini tingkat pemesanan kamar hotel dan ”homestay” di Kota Batu, Jawa Timur, ramai.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
BATU, KOMPAS — Meski ada wacana libur panjang akhir tahun 2020 ditunda akibat angka Covid-19 meningkat pascalibur panjang akhir Oktober lalu, hingga pertengahan November ini tingkat pemesanan kamar hotel dan penginapan di Kota Batu, Jawa Timur, jelang masa pergantian tahun 2020/2021 sudah mulai terasa.
Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Batu Muklas Rofik, Rabu (18/11/2020), mengatakan, tamu yang pesan (booking) sejak jauh hari itu tidak hanya berasal dari seputaran Jawa Timur, tetapi juga dari luar daerah, salah satunya Jakarta.
Pelaku wisata optimistis tingkat kunjungan wisatawan akhir tahun ini akan meningkat meski belum bisa menyamai tahun-tahun sebelumnya. ”Di jadwal untuk tamu bulan Desember sudah banyak yang mulai masuk. Puncaknya 24 Desember 2020 sampai 2 Januari 2021. Kalau 50 persen okupansi, ada kayaknya,” ujarnya.
Untuk menjaga kunjungan wisatawan yang diperkirakan meningkat, menurut Rofik, pelaku wisata di Batu tetap diimbau melaksanakan protokol kesehatan yang telah ditentukan.
Selain mendapatkan sertifikat dari pemerintah daerah, pelaku wisata di Batu juga memperoleh Sertifikat Lingkungan Bersih Aman dan Sehat (Clean Healty savety and Environtment/CHSE) yang dirujuk oleh Organisasi Hesehatan Dunia (WHO) serta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
”Sertifikat ini tidak hanya diberikan ke hotel dan restoran, tetapi juga ke obyek wisata. Itu ada kriterianya dan betul-betul disuvervisi oleh auditor. Memang, belum semua dapat karena waktunya mepet. Namun, obyek wisata yang potensial dikunjungi wisatawan sudah mengantongi CHSE,” ucapnya.
Pesanan kamar oleh tamu yang ingin menghabiskan masa-masa pergantian tahun di Batu juga dirasakan pemilik homestay dan vila. Maman Adi Saputra, salah satu pemilik Homestay Syariah Cempaka di Desa Oro-oro Ombo, Batu, mengatakan bahwa sudah ada lima kelompok wisatawan yang booking untuk digunakan mulai pertengahan Desember.
Sertifikat ini tidak hanya diberikan ke hotel dan restoran, tetapi juga ke obyek wisata. Itu ada kriterianya dan betul-betul disuvervisi oleh auditor.
”Dari lima rombongan itu, satu di antaranya berasal dari Jakarta dan empat lainnya dari Surabaya. Dalam waktu dekat ini, kemungkinan calon wisatawan yang booking akan bertambah karena saat ini masih pertengahan November,” ujarnya.
Seperti yang diterapkan selama ini, menurut Maman, pihaknya tetap memperhatikan protokol kesehatan, baik sebelum maupun selama masa pergantian tahun. Sejumlah protokol kesehatan yang diterapkan di antaranya menyediakan tempat cuci tangan, desinfektan, dan hand sanitizer.
Pemilik homestay juga menyiapkan thermogun untuk mengukur suhu tubuh tamu. Begitu tamu check out, kamar tidak langsung digunakan. Pengelola hotel menunggu 10-24 jam untuk mencuci selimut, pembungkus bantal, dan sprei.
Sementara itu, tidak semua wisatawan dari luar daerah memilih berwisata ke Batu akhir Desember. Rio (42), salah satu wisatawan asal Banjarmasin, Kalimantan Selatan, membawa istri serta dua anaknya ke Batu selama enam hari mulai Selasa (17/11/2020).
”Kalau menunggu Desember, khawatirnya situasinya ramai sehingga kami memilih sekarang saja ke Batu,” ujar Rio saat ditemui di salah satu hotel di Batu, Rabu sore. Menurut rencana, keluarga kecil ini akan mengunjungi sejumlah obyek wisata di Batu. Ini adalah kali pertama mereka datang ke tempat itu.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pariwisata Kota Batu Arif As Sidiq memprediksi jumlah kunjungan wisatawan ke Batu akan meningkat pada libur akhir tahun meski jumlahnya tidak seperti tahun-tahun sebelumnya akibat pandemi. Pemerintah Kota Batu memerkirakan jumlah wisatawan tahun 2020 ini bisa mencapai 3 juta orang atau turun setengah dari tahun sebelumnya yang mencapai 7 juta orang.