Klaten Siapkan Tiga Tempat Evakuasi Akhir bagi Pengungsi Merapi
Pemkab Klaten menyiapkan tempat evakuasi akhir untuk menampung pengungsi dari tiga desa di lereng Gunung Merapi. Hal ini sebagai antisipasi jika nanti status Merapi naik ke level tertinggi dan radius bahaya bertambah.
Oleh
mohamad final daeng
·3 menit baca
KLATEN, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, menyiapkan tempat evakuasi akhir untuk menampung pengungsi dari tiga desa di lereng Gunung Merapi. Hal ini sebagai antisipasi jika status Merapi dinaikkan lagi menjadi Awas (level IV) dan radius bahaya diperluas dari saat ini yang 5 kilometer dari puncak.
”Saat ini, shelter-shelter tempat evakuasi akhir (TEA) sedang disiapkan dengan pembenahan-pembenahan fasilitas oleh dinas terkait,” ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten Sri Yuwana Haris Yuliyanta, di Klaten, Rabu (18/11/2020).
Shelter itu berupa kompleks bangunan permanen yang terletak di tiga lokasi, yakni di Menden di Kecamatan Kebonarum, Kebondalem Lor di Kecamatan Prambanan, dan Demak Ijo di Kecamatan Karangnongko. Adapun tiga desa di lereng Merapi wilayah Klaten, yakni Balerante, Sidorejo, dan Tegalmulyo, semuanya di wilayah Kecamatan Kemalang.
Sejumlah warga dari kelompok rentan di Balerante dan Tegalmulyo saat ini menempati tempat evakuasi sementara (TES) di balai desa. Adapun warga Sidorejo belum menempati TES yang disiapkan pemerintah desa di GOR Kalimosodo karena masih memilih bertahan di rumah masing-masing.
Haris menjelaskan, shelter Menden diperuntukkan bagi warga Sidorejo, shelter Kebondalem Lor untuk warga Balerante, dan shelter Demak Ijo untuk warga Tegalmulyo. Total penduduk dari tiga desa dalam kawasan rawan bencana erupsi itu sebanyak 1.100 jiwa.
Saat ini, shelter-shelter itu sedang dibenahi untuk menerima pengungsi, seperti perbaikan lampu, toilet, dan keran air. Guna memenuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19, dipasang pula wastafel untuk cuci tangan dan sekat-sekat pembatas di dalam shelter.
”Untuk sekat pembatas, menurut rencana, pekan ini akan dikerjakan pemasangannya oleh Disperwaskim (dinas perumahan dan kawasan permukiman),” ujar Haris.
Dari pantauan Kompas di shelter Menden, Rabu, pekerja dari pihak kontraktor membenahi sejumlah bagian di bangunan utama yang akan ditempati pengungsi, serta bagian atap. Pada bagian depan telah terpasang tiga wastafel. Adapun toilet dan fasilitas penunjang di bagian belakang bangunan berfungsi baik.
Menurut Masgiri, salah satu pekerja, pembenahan shelter Menden telah dilakukan sejak pekan lalu. Perbaikan di antaranya mencakup fasilitas toilet, lampu, plafon, dan daun pintu. ”Pekerjaan renovasi diperkirakan rampung tiga hari lagi, di luar pemasangan sekat-sekat bilik. Kalau dengan pemasangan bilik, diperkirakan rampung dua minggu,” katanya.
Terkait penerapan protokol pencegahan Covid-19, lanjut Haris, satu shelter hanya akan ditempati sekitar 90 jiwa. Oleh karena itu, pihaknya telah menyiapkan tempat-tempat lain di sekitar lokasi shelter bagi pengungsi, seperti gedung sekolah, rumah ibadah, dan bangunan lain milik desa.
Dihubungi secara terpisah, salah satu tokoh masyarakat Desa Sidorejo, Sukiman, mengatakan, hingga kini, warga kelompok rentan di desanya belum menempati tempat evakuasi di GOR Kalimosodo. ”Ini keinginan warga sendiri. Namun, kami sudah menyiapkan agar warga selalu waspada dan siap jika sewaktu-waktu harus mengungsi,” ujarnya.