Jip Wisata Lereng Merapi di Sleman Siap Bantu Evakuasi Warga
Pengelola jip wisata lereng Merapi, di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, siap dikerahkan membantu proses evakuasi warga. Mereka ingin ikut ambil bagian dalam upaya mitigasi dari ancaman erupsi Merapi.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SLEMAN, KOMPAS — Para pengelola jip wisata lereng Gunung Merapi, di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, siap ditugaskan membantu proses evakuasi warga dari zona bahaya. Mereka ingin ikut ambil bagian dalam upaya mitigasi dari ancaman erupsi Merapi.
”Kami semua pemandu (pengemudi) jip wisata ikut menjadi relawan. Semuanya ikut ambil bagian dalam evakuasi jika pada waktunya nanti diperlukan,” kata Ketua Asosiasi Jip Wisata Lereng Merapi Wilayah Barat Dardiri saat dihubungi, Rabu (18/11/2020).
Adapun jip wisata yang siap dikerahkan itu berada di sisi timur dan sisi barat lereng Merapi, di Sleman, DI Yogyakarta. Total jip wisata yang dapat dikerahkan berjumlah 500-600 unit.
Dardiri menyampaikan, para pengemudi nantinya bertugas menjemput warga yang akan mengevakuasi diri di titik-titik kumpul. Sesama pengemudi jip terus memonitor perkembangan aktivitas gunung baik lewat handy talkie (HT) maupun grup media sosial. Mereka sudah siap apabila harus dikerahkan sewaktu-waktu.
”Kami juga menjalin komunikasi dengan masyarakat setempat. Alam ini, kan, tidak bisa diketahui. Maka, kita semua harus terus siap siaga dengan setiap perkembangan kondisi,” kata Dardiri.
Dia menyatakan, selama ini, sudah banyak keuntungan yang diperoleh para pengemudi jip dari aktivitas wisata. Keinginan membantu proses evakuasi itu hendaknya dapat dipandang sebagai bentuk timbal balik. Mereka ingin dapat berkontribusi dalam krisis yang berpotensi dialami warga.
”Istilahnya, kami tidak hanya menerima manisnya terus. Pahitnya pun kami ikut serta membantu apabila nanti terjadi erupsi,” kata Dardiri.
Secara terpisah, Kepala Seksi Mitigasi Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman Joko Lelono mengungkapkan, pihaknya telah berkoordinasi dengan dinas pariwisata terkait pengerahan jip wisata untuk keperluan evakuasi. Komunikasi kedua belah pihak perlu dijalankan lebih intensif. Pengemudi juga berharap agar mendapat informasi lebih awal sebelum pelaksanaan proses evakuasi.
”Jadi, posisi jip dan pengemudinya berbeda lokasi. Pemilik jip sudah siap jika kendaraannya digunakan evakuasi selama diberi tahu kapan harus bergerak,” kata Joko.
Lebih lanjut, Joko menyatakan, jejaring antara BPBD Sleman dan pengemudi jip wisata sudah terbentuk melalui komunitas relawan lereng Merapi. Para relawan itu menjadi penghubung antara pengemudi jip dan BPBD Sleman. Ia meyakini, koordinasi antara kedua belah pihak dapat berjalan baik sehingga proses evakuasi melibatkan kendaraan jip dapat berjalan lancar.
Eko Budi Pramono (43), salah seorang pengemudi jip wisata, mengaku siap ikut membantu evakuasi warga sewaktu-waktu. Hal itu mereka lakukan secara sukarela. Meski demikian, diakui, ada sebagian pengemudi yang tidak ikut menjadi relawan evakuasi karena masih merasa trauma dengan peristiwa erupsi terdahulu.
”Jip ini dikelola warga. Dari warga Kaliurang untuk warga Kaliurang. Sudah seharusnya, jika warga mengalami kesulitan, kami ikut serta membantu,” kata Eko.