Banjir Bandang Rusak Destinasi Wisata Sungai di Langkat, Tidak Ada Korban Jiwa
Destinasi wisata Sungai Landak dihantam banjir bandang di Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Puluhan pondok, penginapan, dan tempat berfoto hanyut diterjang gelombang banjir.
Oleh
NIKSON SINAGA
·2 menit baca
STABAT, KOMPAS — Destinasi wisata Sungai Landak di Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, dihantam banjir bandang. Puluhan pondok, penginapan, dan tempat berfoto hanyut diterjang gelombang banjir.
”Banjir bandang menghantam destinasi wisata Sungai Landak. Namun, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Langkat Irwan Syahri, Rabu (18/11/2020).
Irwan mengatakan, banjir bandang terjadi pada Rabu dini hari setelah hujan deras turun beberapa jam. Gelombang air yang cukup besar pun membawa batang pohon dan batu, lalu menghantam tempat wisata tersebut. Sejumlah pondok dan penginapan pun roboh terbawa arus.
Kepala Kepolisian Sektor Bahorok Inspektur Satu Pamilu Hamonangan Hutagaol mengatakan, pihaknya menurunkan petugas untuk membantu menangani dampak banjir bandang. Selain destinasi wisata, kebun warga yang berada di dekat sungai juga rusak.
Nico Munthe, pengusaha di destinasi tersebut, mengatakan, ada dua tempat wisata yang rusak akibat banjir bandang, yakni Landak River dan Salang Pangeran. Puluhan pondok, kamar mandi, penginapan, dan tempat berfoto pun rusak dihantam gelombang banjir bandang. Namun, mereka belum bisa memperkirakan kerugiannya.
”Saya kehilangan pondok dan kamar mandi karena hanyut terbawa arus,” kata Nico. Saat hujan deras turun sejak Selasa malam, kata Nico, mereka sudah waswas sehingga menjauh dari sungai. Pada Rabu dini hari, mereka pun mendengar gemuruh dari hulu sungai yang beberapa saat kemudian menghantam destinasi wisata.
Puluhan pondok, kamar mandi, penginapan, dan tempat berfoto pun rusak dihantam gelombang banjir bandang.
”Gelombang banjir bandang keluar beberapa meter dari sungai, tetapi tidak sampai ke permukiman warga,” kata Nico.
Setelah hujan reda, kata Nico, mereka pun melihat destinasi wisatanya sudah rusak parah. Lumpur tebal, batu, dan batang kayu menumpuk di area itu. Mereka pun kini sudah mulai membersihkan tempat itu dan mengambil harta benda yang masih bisa digunakan.
Dalam beberapa waktu belakangan ini, kata Nico, pengunjung ke destinasi itu semakin ramai karena tertarik pada air sungainya yang jernih, tampak hijau, tebing batu yang mengapit sungai, dan pepohonan yang rindang.
Warga di sekitar pun menyediakan jasa wisata permandian, susur sungai, tempat kamping, dan penginapan. Mereka juga berharap pemerintah membantu mereka membangun kembali destinasi itu.