Sejumlah 100 wartawan di Kota Kupang mengikuti tes cepat antigen untuk memastikan kondisi kesehatannya. Wartawan rawan terpapar Covid-19 saat menjalankan tugas peliputan.
Oleh
Kornelis Kewa Ama
·3 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Sebanyak 100 wartawan di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, mengikuti tes cepat antigen untuk memastikan kondisi kesehatannya. Bertemu dengan banyak orang, mereka sangat berpotensi terpapar Covid-19.
Digelar PKK NTT, tes cepat massal ini dilangsungkan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat (Labkesmas) Universitas Nusa Cendana Kupang, Senin (16/11/2020). Jika dari hasil pemeriksaan ditemukan kasus reaktif, orang itu bakal menjalani tes usap di RSUD Yohannes Kupang.
Jumlah kasus Covid-19 di NTT hingga 13 November 2020 sebanyak 830 kasus. Pasien sembuh 595 orang dan meninggal 14 orang. Pasien yang masih dirawat atau dikarantina 221 orang. Kasus tertinggi masih ditempati Kota Kupang dengan 258 kasus dan Ende (111). Hanya Kabupaten Sabu Raijua yang belum menunjukkan adanya kasus positif.
Ketua PKK NTT Julie Sutrisno Laiskodat mengatakan, penularan Covid-19 melalui transmisi lokal terus terjadi. Oleh karena itu, semua kelompok masyarakat berpeluang terpapar Covid-19, termasuk wartawan saat menjalankan tugas peliputan.
”Rapid test ini untuk memastikan kondisi kesehatan wartawan. Mereka memiliki mobilitas tinggi dan bertemu dengan semua lapisan masyarakat sehingga sangat berisiko terpapar Covid-19,” kata Julie.
Julie mengingatkan, masyarakat NTT agar selalu disiplin menjalankan protokol kesehatan. Hal itu akan menjadi kunci utama penyebaran Covid-19. Saat ini, protokol itu kerap diabaikan. Warga mengenakan masker tetapi sulit menjaga jarak dan jarang mencuci tangan dengan sabun.
Retno (51), salah seorang wartawan di Kupang, mengatakan, kesempatan ini adalah yang pertama kalinya dijalani wartawan. Dia berharap, tes ini bisa memastikan, dirinya berpotensi terpapar Covid-19 atau tidak.
”Saya sudah siap. Kalau positif, akan terima kondisi itu dan siap menjalani perawatan. Jika dinyatakan negatif, saya akan berusaha tetap sehat dengan menerapkan protokol kesehatan,” katanya.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah Labkesmas NTT Agustinus Saly mengatakan, pihaknya siap melayani masyarakat yang ingin melakukan tes cepat dengan gratis. Hal itu sejalan dengan surat edaran Gubernur NTT yang menyebutkan uji cepat di rumah sakit dan laboratorium milik pemerintah dilakukan tanpa dipungut biaya. Hal itu dilakukan untuk bisa mengungkap potensi penyebaran Covid-19 di NTT.
Saly mengatakan, labkesmas telah melakukan uji cepat bagi 7.230 orang. Tes dilakukan atas permintaan masyarakat. Sebagian besar untuk kepentingan perjalanan ke luar NTT.
Ia mengatakan, selain di labkesmas, tes serupa juga bakal dilakukan pusat keramaian. Beberapa tempat itu seperti pusat-pusat perbelanjaan hingga kantor pemerintah.
Juru bicara Satgas Covid-19 NTT Marius Jelamu mengajak masyarakat tetap menjaga jarak, mencuci tangan, dan menghindari kerumunan. Menurut dia, masyarakat jangan sampai menganggap remeh penyakit berbahaya ini. Ketika masyarakat lengah dan mengesampingkan protokol kesehatan, potensi penularan bakal tinggi.
”Yang dimaksud dengan normal baru, artinya hidup di luar rumah dengan mengenakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Itulah normal baru, yang wajib dijalankan untuk memutus rantai penyebaran Covid-19,” kata Jelamu.