Sebagai bentuk dukungan pada 2021, Pemkab Bener Meriah akan memberikan insentif bagi desa-desa yang selama ini merawat alam. Bantuan anggaran itu bagian dari Transfer Anggaran Kabupaten Berbasis Ekologi (TAPE).
Oleh
ZULKARNAINI
·2 menit baca
REDELONG, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah, Provinsi Aceh, mengusung konsep ekonomi hijau. Selain untuk merawat lingkungan hidup, konsep itu untuk mendorong aktivitas ekonomi warga di akar rumput.
Bupati Bener Meriah Sarkawi dan Bupati Aceh Tengah Shabela Abu Bakar menyampaikan hal itu saat menghadiri deklarasi perempuan Gayo menjaga sumber daya alam, Selasa (17/11/2020), di Desa Damaran Baru, Kecamatan Timang Gaajah, Bener Meriah. Kegiatan ini digelar oleh Yayasan Hutan, Alam, dan Lingkungan Aceh serta Forum Perempuan Penjaga Sumber Daya Alam.
Sarkawi mengatakan, ekonomi hijau atau kegiatan ekonomi berbasis lingkungan hidup adalah komitmen pemkab untuk menjaga alam dan memberdayakan warga. Sarkawi mengatakan, pihaknya akan mendukung kelompok-kelompok warga yang memiliki usaha berbasis alam.
Sebagai bentuk dukungan pada 2021, Pemkab Bener Meriah akan memberikan insentif bagi desa-desa yang selama ini merawat alam. Bantuan anggaran itu bagian dari Transfer Anggaran Kabupaten Berbasis Ekologi (TAPE).
”Desa penyangga hutan akan kami berikan insentif. Silakan usulkan program kepada pemkab,” kata Sarkawi.
Desa penyangga hutan akan kami berikan insentif. Silakan usulkan program kepada pemkab.
Di Bener Meriah, salah satu desa yang mengelola hutan adalah Desa Damaran Baru. Kelompok perempuan di Damaran Baru mengelola hutan desa dengan menanam pohon buah dan menjadikan obyek wisata. Sarkawi mengatakan, Desa Damaran Baru akan dibenahi sebagai desa wisata.
”Alam di sini sangat indah, tetapi harus dikelola agar wisatawan mau berkunjung,” ujar Sarkawi.
Bupati Aceh Tengah Shabela Abubakar mengatakan, sebagai komitmen dukungan terhadap kegiatan ekonomi berbasis lingkungan, dirinya menerbitkan peraturan bupati pengelolaan obyek wisata di sekitar Danau Lut Tawar. Bagi warga yang membuka homestay atau rumah singgah, perizinan dipermudah dan tidak dipungut pajak.
Dalam tiga tahun terakhir, obyek wisata berbasis alam di Aceh Tengah tumbuh. Bukit-bukit di tepi Danu Lut Tawar dikelola menjadi obyek wisata baru. Semua obyek wisata itu dikelola oleh warga.
Salah satu produk berbasis ekologi terdapat di Desa Bergang, Kecamatan Ketol. Kelompok perempuan membuat sabun dan scrub wajah dari biji kopi.
Shabela meminta dinas terkait mempermudah perizinan bagi usaha warga berbasis lingkungan. ”Saya minta dinas-dinas untuk menampung produk warga,” kata Shabela.
Ketua Lembaga Pengelola Hutan Kampung (LPHK) Damaran Baru Sumini mengatakan, mereka mengelola 251 hektar hutan desa. Selain mempertahankan sebagai benteng alam, hutan desa dikelola sebagai obyek wisata. Jalur jelajah, lokasi berkemah, dan keindahan air terjun akan ditawarkan kepada wisatawan.
Saat ini memang belum besar pendapatan. Namun, kami yakin ke depan wisata Damaran Baru akan maju.
Sumini berharap dukungan dari Pemkab Bener Meriah agar program menjaga dan mengelola hutan desa dapat berjalan maksimal. ”Saat ini memang belum besar pendapatan. Namun, kami yakin ke depan wisata Damaran Baru akan maju,” kata Sumini.