Musim Hujan Tiba, Waspadai Bencana Hidrometeorologi
Memasuki musim hujan, banjir dan longsor melanda beberapa daerah di Aceh. Warga diharap waspada.
Oleh
ZULKARNAINI
·3 menit baca
BANDA ACEH, KOMPAS — Sejumlah daerah di Provinsi Aceh dilanda bencana banjir genangan dan longsor yang dipicu tingginya curah hujan. Memasuki musim hujan warga diminta siaga terhadap bencana hidrometeorologi.
Pada Sabtu dan Minggu (14-15/11/2020) banjir melanda Kabupaten Aceh Tenggara, Pidie, dan Aceh Jaya. Sementara di Kabupaten Bireuen longsor menyebabkan satu rumah rusak sedang.
Di Aceh Tenggara banjir melanda Desa Lawe Sagu Hulu, Kecamatan Lawe Uning. Sebuah rumah rusak parah dan dua rumah lainnya rusak sedang. Banjir dipicu meluapnya Sungai Lawe Bulan. Sungai ini hampir setiap tahun saat musim hujan meluap.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Tenggara Mohd Asli menuturkan, pihaknya masih mendata dampak kerusakan akibat banjir. Hujan masih mengguyur Aceh Tenggara sehingga potensi banjir susulan dapat terjadi.
”Sebagian warga mengungsi ke rumah keluarga. Dia meminta warga untuk siaga agar dapat menghindari dampak lebih buruk dari banjir,” kata Mohd Asli
Aceh Tenggara sangat rawan terjadi banjir luapan dan banjir bandang. Sebagian besar kabupaten itu bertopografi lereng-lereng terjal. Intensitas hujan yang tinggi membuat daya tampung air tanah melemah sehingga memicu longsor.
Banjir juga melanda Desa Pasie Geulima, Kecamatan Teunom, Kabupaten Aceh Jaya. Sungai Teunom yang hulunya berada di Pidie meluap pada Minggu dini hari. Ketinggian air di permukiman mencapai 70 cm.
Pada saat bersamaan, jalan lintas di Kecamatan Tangse, Kabupaten Pidie, juga tergenang banjir. Namun, kendaraan masih bisa melintasi.
Staf informasi Badan Penanggulangan Bencana Aceh Haslinda mengatakan, akibat debit air naik, tanggul sungai jebol sehingga air sungai tumpah ke permukiman. Sementara itu, hujan deras di Kabupaten Bireuen memicu terjadi longsor di Desa Blang Mane, Kecamatan Peusangan Seulatan.
Sebagian warga mengungsi ke rumah keluarga. Dia meminta warga untuk siaga agar dapat menghindari dampak lebih buruk dari banjir.
Ketua Taruna Darurat Bencana Bireuen Zulfikar menuturkan, sebuah rumah warga rusak sedang dan sebuah jembatan rusak karena diterjang material longsor. Tim reaksi cepat dikerahkan ke lokasi untuk membersihkan rumah dari material longsor.
Stasiun Metereologi Kelas I Sultas Iskandar Muda Aceh merilis prediksi cuaca di Aceh. Hingga seminggu ke depan diprediksi sebagian besar wilayah Aceh dilanda hutan sedang hingga lebat.
Sebelumnya, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) Sunawardi mengatakan, kerusakan hutan dan lingkungan mempercepat terjadinya bencana alam. Menurut Sunawardi, dalam regulasi, tata kelola hutan dibuat cukup baik, tetapi faktanya di lapangan banyak yang merambah hutan sampai ke kawasan hutan lindung.
”Perambahan dan pembalakan liar masih marak. Kepedulian warga menjaga kawasan masih kurang,” kata Sunawardi.
Bencana alam hidrometeorologi, seperti banjir, longsor, dan banjir bandang, setiap tahun melanda beberapa kabupaten di Aceh. Pada 2018 dan 2019, BPBA mencatat banjir bandang terjadi 19 kali, banjir luapan 130 kali, dan longsor 71 kali. Dalam dua tahun, nilai kerugian dari semua bencana alam di Aceh sebesar Rp 1,016 triliun.
Perambahan dan pembalakan liar masih marak. Kepedulian warga menjaga kawasan masih kurang.