Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, menyiagakan setidaknya 30 pos pantau di kelurahan, kecamatan, dan pesisir untuk penanganan bencana hidrometeorologi pada musim hujan.
Oleh
AMBROSIUS HARTO, AGNES SWETTA PANDIA
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, menyiagakan setidaknya 30 pos pantau di kelurahan, kecamatan, dan pesisir untuk penanganan bencana hidrometeorologi pada musim hujan.
Pos pantau di antaranya di Rumah Pompa Balong, Rusunawa Romokalisari, Sentra Ikan Bulak, Rumah Pompa Wonorejo II, SMP Negeri 30 Medokan Semampir, Kecamatan Gunung Anyar, Kelurahan Sumberejo, dan Kelurahan Karang Pilang.
Di pos-pos, peralatan dan perlengkapan penanganan bencana telah disiapkan serta dicek keandalannya. Misalnya, perahu karet, pelampung, penerang, generator, pelantang suara, stok air minum, dan alat komunikasi.
”Kesiagaan petugas dan keandalan peralatan perlu dicek untuk memastikan kesiapan kita menghadapi potensi bencana hidrometeorologi,” kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Sabtu (14/11/2020).
Selain kesiapan pos pantau, sosialisasi kepada masyarakat tentang potensi bahaya bencana saat musim hujan perlu terus diberikan. Misalnya, peringatan terus-menerus untuk warga agar menghindari berteduh di bawah pohon saat hujan deras tiba.
Langkah ini untuk keselamatan warga dari ancaman tertimpa dahan atau pohon tumbang. Jangan bersandar atau menyentuh tiang listrik atau penerangan jalan umum agar tidak kesetrum ketika prasarana tersebut tersambar petir atau memercikkan arus listrik.
Kesiagaan petugas dan keandalan peralatan perlu dicek untuk memastikan kesiapan kita menghadapi potensi bencana hidrometeorologi. (Tri Rismaharini)
Hindari mandi atau bermain di sungai untuk mencegah potensi hanyut atau tenggelam. Warga pesisir, lanjut Risma, akan terus diingatkan untuk memantau perkembangan informasi cuaca kelautan. Jika ada potensi gelombang tinggi dan angin kencang, tundalah melaut dan bersiagalah.
Perlu waspada
Mengutip informasi pada laman https://www.bmkg.go.id/, cuaca di Surabaya pada kurun Minggu-Kamis ini diprediksi cerah sampai cerah berawan. Namun, potensi hujan dan angin masih ada sehingga masyarakat perlu tetap waspada, tetapi tenang.
Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Perak II Surabaya Taufiq Hermawan, yang dihubungi secara terpisah, mengatakan, gelombang tinggi dan angin kencang di kawasan pesisir berpotensi masih terjadi setidaknya sampai tiga hari ke depan. Ancaman ini terkait dengan perbedaan tekanan udara antara utara dan selatan khatulistiwa yang signifikan.
Medan angin secara regional mengarah konstan dalam areal luas dan panjang sehingga meningkatkan potensi angin kencang. Wilayah embusan angin kencang termasuk di Selat Madura di mana pesisir utara dan timur Surabaya berada di dalamnya.
Taufiq melanjutkan, gelombang tinggi terkait dengan kondisi pasang air laut maksimum yang meningkat. Pasang maksimum harian berketinggian 80-110 sentimeter dari permukaan air laut (MSL) dan terjadi pukul 20.00-21.00 WIB. Pasang diprediksi meningkat hingga 130 sentimeter dari MSL pada 15-17 November 2020.
Peningkatan kecepatan angin bersamaan dengan pasang memicu gelombang tinggi dalam skala lokal. Akibatnya, terjadi banjir rob di kawasan permukiman nelayan Surabaya pada Rabu malam lalu. Keputusan nelayan untuk tidak melaut sepekan ke depan sudah tepat. ”Saya meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan dan terus memantau perkembangan informasi cuaca,” kata Taufiq.