Borobudur Marathon 2020 Jadi Pembelajaran dan Pembangkit Optimisme Saat Pandemi
Borobudur Marathon 2020 menjadi ajang pembuktian Indonesia bisa menyelenggarakan lari maraton di tengah pandemi. Kali ini, Borobudur Marathon dilaksanakan dengan standar protokol kesehatan ketat.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Borobudur Marathon 2020 berpotensi menjadi pembelajaran bagi beragam acara hingga pembangkit optimisme masyarakat saat pandemi. Keberhasilan acara ini diyakini bakal menjadi sejarah besar bagi maraton Indonesia dan dunia.
Demikian dikatakan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat membuka konferensi pers secara virtual Borobudur Marathon 2020 di Hotel Plataran di Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Sabtu (14/11/2020). Ajang ini digelar setiap tahun sejak 2017.
Borobudur Marathon 2020 akan digelar Minggu (15/11/2020) dalam dua format. Di kompleks Taman Wisata Candi Borobudur akan digelar Elite Race Borobudur Marathon. Pesertanya 26 pelari profesional yang akan menempuh kategori full marathon (FM). Sedangkan format lainnya adalah lari virtual dengan 9.090 pelari dalam dan luar negeri.
Ganjar yakin, kiprah semua pelari akan memberikan pelajaran dan pembuktian pada dunia. ”Dengan tetap berprestasi, pelari Elite Race akan menunjukkan Borobudur Marathon 2020 terselenggara dengan aman dan sehat,” katanya.
Peserta lari virtual juga memegang peran penting. Ganjar menyebut mereka sebagai pelari berdedikasi. Alasannya, mereka mau terus berlari dengan pengaturan dan pengawasan sendiri dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. ”Dengan berlari, para pelari ikut membantu menjaga marwah Borobudur Marathon tetap eksis,” ujarnya.
Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Jawa Tengah Sinung N Rachmadi mengatakan, Borobudur Marathon 2020 diharapkan dapat menginspirasi penyelenggaraan acara lainnya. Meski melibatkan massa, ada jaminan keamanan dan keselamatan yang harus dipatuhi selama pandemi.
”Borobudur Marathon 2020 tidak sekadar menyediakan sabun, antiseptik tangan, atau memakai masker. Keamanan pelaksanaan acara sesuai protokol kesehatan dibuktikan dengan keberanian semua pihak yang terlibat untuk tes cepat atau usap Covid-19,” ujarnya.
Wakil Pemimpin Umum Harian Kompas Budiman Tanuredjo mengatakan, Borobudur Marathon 2020 diselenggarakan sebagai bentuk pembuktian bagi dunia. ”Setelah London Marathon 2020, kami yakin Indonesia juga bisa menyelenggarakan Borobudur Marathon 2020 di tengah pandemi,” ujarnya.
Menurut Budiman, menyesuaikan situasi pandemi, Borobudur Marathon 2020 dilaksanakan dengan standar protokol kesehatan sangat ketat. Peserta Elite Race Borobudur Marathon 2020 akan menjalani tiga kali tes usap.
Tes usap pertama dilakukan di daerah masing-masing sebelum berangkat. Tes usap kedua dilaksanakan di Magelang, sebelum masuk ke hotel tempat menginap. Sedangkan tes ketiga akan dilakukan sebelum para pelari pulang ke kediaman masing-masing.
Tidak hanya pelari, tes usap juga dilakukan pada semua pihak yang terlibat, seperti panitia penyelenggara, jurnalis peliput, hingga tamu undangan. Jika tamu undangan tidak melakukan tes usap, mereka tidak diperkenankan menghadiri acara.
Tes usap pertama dilakukan di daerah masing-masing sebelum berangkat. Tes usap kedua dilaksanakan di Magelang, sebelum masuk ke hotel tempat menginap. Sedangkan tes ketiga akan dilakukan sebelum para pelari pulang ke kediaman masing-masing.
Selain itu, setiap orang yang akan hadir dalam Elite Race Borobudur Marathon akan memakai tanda pengenal khusus. Di sana tercantum informasi pemilik identitas dinyatakan negatif Covid-19.
Hanya berlari di area Taman Lumbini di kompleks Taman Wisata Candi Borobudur, ada sejumlah hal berbeda yang akan dirasakan pelari tahun ini. Selain lintasan lari cenderung datar dan tanpa tanjakan, ajang kali ini berlangsung tanpa penonton.
Akan tetapi, Budiman mengatakan, pihaknya tetap menargetkan ada pemecahan rekor dalam Borobudur Marathon kali ini. ”Mungkin sulit memecahkan rekor nasional. Setidaknya, mereka mampu memecahkan rekor personal based masing-masing,” ujarnya.