Mantan Narapidana Dilatih Penyulingan Sereh di Banyumas
Sejumlah mantan narapidana dilatih menyuling sereh di Banyumas, Jawa Tengah. Pelatihan dibutuhkan sebagai bekal mereka untuk dapat kembali berdaya guna di masyarakat.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Lebih dari 50 mantan narapidana di wilayah Balai Pemasyarakatan Purwokerto mendapatkan pelatihan budidaya dan penyulingan sereh. Minyak sereh dimanfaatkan untuk bahan baku produk kecantikan dan cairan disinfektan. Pelatihan digiatkan sebagai pembekalan bagi para mantan narapidana untuk kembali bermanfaat di tengah masyarakat.
”Kami diberi pelatihan sekitar setengah bulan. Awalnya susah karena tidak tahu sama sekali, sekarang sudah terbiasa membuat karbol serai,” kata Muhammad Abdul Aziz (33), salah satu mantan narapidana dari Lapas Besi, Nusakambangan, saat ditemui di Rumah Penyulingan Sereh di Kedungrandu, Patikraja, Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (12/11/2020).
Aziz, yang menjalani pembebasan bersyarat sejak November 2019, telah menjalani hukuman penjara selama 7 tahun dari total putusan 15 tahun akibat kasus pembunuhan berencana. ”Sudah kapok. Seburuk-buruknya orang, masak mau jatuh di lubang yang sama,” kata Aziz.
Aziz bersyukur bisa mendapat pelatihan. Dari produksi minyak sereh itu, dia pun mendapatkan upah Rp 50.000 sehari. Uang itu bisa untuk menambah pendapatannya sehari-hari selain dari pembuatan tahu.
”Saya sehari-hari juga menjual tahu,” kata Aziz.
Hal serupa disampaikan Andre Bagas Sanjaya (23), mantan narapidana dalam kasus perampokan. ”Lumayan buat tambahan. Saya sehari-hari jualan bakso di rumah bersama istri. Kalau saya di sini, istri yang jualan bakso,” kata Andre yang menjalani putusan 1 tahun 10 bulan dan telah menerima asimilasi Covid-19.
Andre pun bersyukur bisa kembali ke keluarga, mendapatkan pelatihan, dan bekerja untuk keluarga. ”Di dalam tidak enak banget. Tidak bisa ketemu keluarga, tidak ketemu anak. Sesusah-susahnya di luar lebih mending (lebih baik) di luar (penjara) karena bisa bertemu anak-istri,” katanya.
Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM Reinhard Silitonga menyampaikan, pelatihan ini menjadi bekal bagi para mantan narapidana supaya mereka berdaya dan tidak kembali melakukan tindakan kejahatan. ”Kalau dibiarkan, mereka akan menjadi pemeras tingkat tinggi. Yang narkoba juga akan meningkat dari yang tadinya kurir bisa jadi bandar,” kata Reinhard.
Pelatihan ini menjadi bekal bagi para mantan narapidana supaya mereka berdaya dan tidak kembali melakukan tindakan kejahatan.
Direktur Utama PT Dewara Nusa Jaya Wahyu Baharudin mengatakan, pihaknya bermitra dengan Bapas Purwokerto untuk melatih memproduksi minyak sereh bersama para klien atau mantan narapidana binaan Bapas Purwokerto. Di rumah penyulingan ini, kapasitas alat pengolah adalah 250 kilogram daun sereh sehari dengan hasil minyak sereh sebanyak 5 kilogram.
”Di sini kapasitas masih kecil, sehari paling satu kali suling. Harga minyak sereh sekarang sedang bagus sekitar Rp 250.000 per kilogram,” ujar Wahyu.
Di Kedungrandu itu, luasan lahan kebun sereh baru 3,6 hektar. Wakil Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono menyampaikan, pemerintah daerah menyiapkan lahan 1,5 hektar di eks tempat pembuangan akhir Gunung Tugel untuk ditanamai sereh.
Kepala Balai Pemasyarakatan Purwokerto Edy Suwarno menyampaikan, di wilayahnya terdapat 1.070 klien atau mantan narapidana yang perlu mendapatkan pelatihan. Selain pelatihan di penyulingan sereh, pelatihan perbengkelan juga diberikan kepada mereka supaya dapat berdaya guna kembali di masyarakat.