Bea Cukai Denpasar Gelar Patroli Laut Bersama TNI AL dan Polda Bali
KPPBC Tipe Madya Pabean A Denpasar menggelar kegiatan patroli bersama Pangkalan TNI AL Denpasar dan Ditpolair Polda Bali di kawasan perairan Bali. Kegiatan patroli laut bertujuan menjaga keamanan laut dan perairan Bali.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·3 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean A Denpasar menggelar kegiatan patroli bersama Pangkalan TNI Angkatan Laut Denpasar dan Direktorat Kepolisian Perairan Kepolisian Daerah Bali di kawasan laut dan perairan Bali. Kegiatan patroli laut gabungan itu bertujuan menjaga keamanan laut dan perairan Bali dari pelanggaran hukum yang merugikan keuangan negara serta tindak kejahatan lainnya.
Peluncuran program patroli laut bersama dan terkoordinasi antara pihak Bea Cukai Denpasar, Pangkalan TNI AL Denpasar, dan Ditpolair Polda Bali diawali dengan apel bersama di kawasan Pelabuhan Benoa, Kota Denpasar, Rabu (11/11/2020).
Apel tersebut dipimpin Kepala Kantor Bea Cukai Denpasar Kusuma Santi Wahyuningsih bersama Komandan Pangkalan TNI AL Denpasar Kolonel Laut (P) Ketut Budiantara dan Wakil Direktur Polair Polda Bali Ajun Komisaris Besar Bambang Wiriawan.
Karena luasnya perairan Bali ini tidak dapat di-cover satu instansi saja. Pengamanan ini membutuhkan kerja sama dan sinergi dengan instansi lain. (Bambang Wiriawan)
Dalam pelaksanaan patroli bersama, baik pihak Bea Cukai Denpasar maupun Pangkalan TNI AL Denpasar dan Ditpolair Polda Bali masing-masing mengerahkan personel dan peralatan, termasuk kapal patroli. Komandan Pangkalan TNI AL Denpasar Budiantara menambahkan, pihaknya juga didukung kapal perang TNI AL KRI Ahmad Yani 351 untuk mendukung kegiatan patroli laut tersebut selain mengerahkan kapal patroli keamanan laut (patkamla) dan kapal cepat sea rider.
”Pengawasannya di seluruh perairan Bali sampai ke Pulau Nusa Penida,” kata Budiantara seusai pelaksanaan apel di Pelabuhan Benoa, Denpasar.
Bambang Wiriawan mengatakan, Polda Bali melalui Ditpolair memberikan perhatian serius terhadap keamanan laut dan perairan Bali. Ditpolair Polda Bali menerjunkan 25 personel dalam kegiatan patroli bersama itu. ”Karena luasnya perairan Bali ini tidak dapat di-cover satu instansi saja. Pengamanan ini membutuhkan kerja sama dan sinergi dengan instansi lain,” ujar Bambang.
Kusuma Santi menambahkan, bentuk kerja sama dan sinergi antarinstansi itu tidak hanya dalam patroli bersama, tetapi juga dalam pertukaran informasi.
”Setiap instansi ini punya tugas pokok dan fungsi. Bea Cukai bertugas dari sisi penerimaan negara. Terkait pengamanan terhadap masuknya narkotika, psikotropika, dan prekursor, hal itu ditangani Polda Bali. Kami bersinergi,” ujarnya.
Lebih lanjut Budiantara mengatakan, wilayah perairan Bali dan sekitarnya berpeluang semakin ramai lalu lintas pelayarannya menyusul pemberlakuan skema pemisahan alur laut (Traffic Separation Scheme/TSS) di Selat Lombok. Dalam upaya menjamin keamanan, kenyamanan, dan keselamatan pelayaran itu, pengawasan melalui patroli laut menjadi kegiatan yang penting.
TSS di Selat Lombok dan Selat Sunda, menurut Budiantara, mulai diberlakukan sejak Juli 2020. ”Jalur Selat Lombok dan perairan di sekitarnya akan semakin ramai lalu lintas pelayarannya, termasuk untuk pelayaran wisata. Oleh karena itu, kami perlu bersinergi dengan semua instansi yang terkait dalam menjaga keamanannya, termasuk pula pengamanan navigasinya,” papar Budiantara.
Kusuma Santi menyatakan, pihak bea cukai memiliki fungsi utama sebagai pengumpul penerimaan negara (revenue collector) dan juga sebagai pelindung masyarakat (community protector). Dalam pengawasan laut, bea cukai menggunakan pendekatan pengawasan dan penegakan hukum di laut. Kegiatan patroli laut bersama itu merupakan bentuk kelanjutan dari kerja sama bea cukai dengan TNI maupun Polri yang sudah berjalan lama.