Antisipasi Erupsi Merapi, Puluhan Stupa di Borobudur Ditutup Terpal
Balai Konservasi Candi Borobudur menutup 32 stupa untuk meminimalkan potensi kerusakan terhadap batuan candi akibat abu vulkanik. Penutupan akan dilakukan bertahap hingga seluruh bagian candi.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Balai Konservasi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, menutupi sebanyak 32 stupa menggunakan terpal kualitas tinggi. Hal itu dilakukan untuk melindungi bangunan candi dari potensi hujan abu vulkanik Gunung Merapi yang aktivitasnya belakangan meningkat.
Menyusul peningkatan status Gunung Merapi dari Waspada (Level II) menjadi Siaga (Level III), Balai Konservasi Borobudur (BKB) melakukan sejumlah antisipasi, salah satunya menutup bangunan candi menggunakan terpal ulin atau terpal kualitas tinggi. Berdasarkan hasil kajian dampak erupsi Merapi 2010 yang dilakukan BKB, abu vulkanik berpotensi menyebabkan pelapukan batuan candi.
”Sementara ini, penutupan dilakukan pada 32 stupa di teras tingkat delapan dan lantai lorong satu. Menurut rencana, keseluruhan bangunan candi akan ditutup, tetapi ini akan dilakukan bertahap, sembari menunggu perkembangan aktivitas Merapi,” kata Koordinator Kelompok Kerja Pemeliharaan Kawasan Cagar Budaya (KCB) Borobudur, Bramantara, Rabu (11/11/2020) di Magelang.
Borobudur memiliki sebanyak 1.475 stupa, terdiri dari satu stupa induk, stupa berlubang, dan stupa kecil. Bramantara menambahkan, pada saat erupsi Merapi 2010 dan erupsi Kelud 2014, penutupan seluruh bagian candi juga dilakukan.
Selain menutup stupa, penyiapan rencana evakuasi pengunjung apabila terjadi erupsi juga sudah dilakukan. General Manager Taman Wisata Candi Borobudur I Gusti Putu Ngurah Sedana mengatakan, pihaknya menyiapkan tiga lokasi evakuasi yakni, gedung pusat informasi, gerbang utama, dan Museum Borobudur.
”Tiga gedung itu mampu menampung hingga 400 orang. Adapun rata-rata pengunjung harian Borobudur selama pandemi Covid-19 berkisar 400-600 orang,” ujar Putu.
Selain menyediakan tempat evakuasi, Taman Wisata Candi Borobudur juga menyiapkan kendaraan yang akan digunakan untuk mengevakuasi wisatawan. Pengelola juga akan menyediakan masker cadangan untuk pengunjung yang memerlukan tambahan masker.
Putu menambahkan, jika terdampak parah, pihaknya akan menutup operasional Candi Borobudur. Jika dampaknya dinilai tidak terlalu signifikan, wisata candi tetap akan dibuka. Namun, penutupan atau pembukaan itu harus seizin pihak-pihak terkait.
Jika terdampak parah, operasional Candi Borobudur akan ditutup.
Beralih
Ketua Forum Kluster Wisata Borobudur Kirno Prasojo mengatakan, jika Borobudur ditutup, akan ada lebih dari 3.000 pelaku wisata terdampak. Mereka terdiri dari pemandu wisata, pedagang di kawasan wisata, sopir ojek, sopir andong, tukang parkir, dan lain-lain. Potensi pendapatan yang hilang jika Borobudur ditutup mencapai ratusan ribu rupiah per orang dalam sehari.
”Berdasarkan pengalaman sebelumnya, kalau ada penutupan Candi Borobudur, para pelaku wisata akan beralih pekerjaan. Kebanyakan, beralih menjadi buruh tani,” kata Kirno.
Menurut Kirno, ada cara lain selain beralih pekerjaan, yakni menjual atau menjajakan jasanya ke tempat lain. Untuk bisa menjual dagangannya atau jasa ke tempat lain, Forum Kluster Wisata Borobudur sudah menjalin komunikasi dengan sejumlah pelaku wisata di daerah lain, seperti di obyek wisata Dieng dan Baturraden.