Komunitas pengemudi ojek daring di Banjarbaru berbagi kepada sesama yang terdampak pandemi Covid-19. Mereka menyisihkan sebagian dari pendapatannya untuk membantu warga yang tidak mampu.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·3 menit baca
Pandemi Covid-19 turut menggerus pendapatan pengemudi ojek daring di Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Namun, kondisi itu tak menyurutkan semangat mereka berbagi dengan sesama yang terdampak pandemi. Mereka menyisihkan sebagian dari pendapatannya untuk membantu warga yang tidak mampu.
Kakek Gino (90) semringah ketika belasan pengemudi ojek daring mendatangi rumahnya di Martapura, Kabupaten Banjar, Minggu (1/11/2020) sore. Ia bersama Sarifah (82), istrinya yang juga sudah renta, menyambut kedatangan para tamu dengan ramah.
”Terima kasih untuk bantuannya. Semoga nanti Allah yang membalas,” kata Gino dengan lirih.
Sebanyak 12 pengemudi ojek daring yang tergabung dalam Komunitas Driver Maxim Banjarbaru mendatangi rumah pasangan suami istri lanjut usia itu. Maxim adalah perusahaan teknologi transportasi asal Rusia yang beroperasi di Indonesia. Layanan yang ditawarkan hampir sama dengan Grab dan Gojek.
Para pengemudi ojek daring itu menyerahkan secara langsung bahan-bahan kebutuhan pokok, di antaranya beras, gula, teh, kopi, minyak goreng, mi instan, dan telur. Mereka tergerak membantu Kakek Gino dan istrinya yang hidup dalam keterbatasan.
Gino dan Sarifah hanya tinggal berdua. Tiga dari empat anaknya yang masih hidup sudah hidup mandiri dan jauh dari mereka. Gino dan Sarifah menempati rumah kontrakan sederhana di Martapura dengan sewa Rp 280.000 per bulan. Selama ini, mereka lebih banyak hidup dari bantuan dan belas kasihan orang lain, termasuk untuk membayar kontrakan.
Kami menemukan ternyata masih ada orang yang lebih membutuhkan daripada kami. Karena itu, kami berinisiatif membantu dengan apa yang kami miliki atau sebisa kami. (Novariansyah Fauzi)
Ketua Komunitas Driver Maxim Banjarbaru Novriansyah Fauzi (32) menuturkan, mereka tergerak membantu Kakek Gino dan istrinya karena merasa iba. Selama masa pandemi, anak-anaknya dan orang-orang yang biasa membantu tak lagi bisa banyak membantu keduanya. Bantuan dari pemerintah juga tak mencukupi.
”Kami menemukan ternyata masih ada orang yang lebih membutuhkan daripada kami. Karena itu, kami berinisiatif membantu dengan apa yang kami miliki atau sebisa kami,” kata Rian, panggilan akrab Novriansyah, di Banjarbaru, Senin (2/11/2020).
Sebelum membantu Kakek Gino, menurut Rian, komunitas mereka memang sudah berencana melakukan aksi sosial untuk membantu warga terdampak pandemi Covid-19. Mereka menyisihkan sebagian dari pendapatan untuk urunan membeli bahan pokok.
”Pas bertemu Kakek Gino, kami realisasikan aksi sosial itu untuk pertama kali,” ujarnya.
Secara kebetulan, salah seorang anggota Komunitas Driver Maxim Banjarbaru, yakni Ramadhani (25), bertemu Kakek Gino di Martapura. ”Ketemunya pas beli sate. Waktu itu, si kakek beli sate seharga Rp 5.000. Katanya itu untuk makan berdua, makan dia dan istrinya,” ungkapnya.
Terdorong rasa iba, Ramadhani kemudian mencari tahu tentang Kakek Gino. Setelah itu, ia memberitahukan kepada anggota komunitas lainnya. Semua akhirnya bersepakat membantu Kakek Gino terlebih dahulu dalam aksi sosial perdana komunitas mereka.
Berlanjut
Rian menyampaikan, ada 20 pengemudi ojek daring atau lebih dikenal dengan nama ojol (ojek online) yang terlibat dalam aksi sosial itu. Mereka menyumbang secara sukarela, mulai dari Rp 30.000 sampai Rp 50.000 per orang. Dana yang terkumpul dipakai membeli bahan pokok bagi orang yang sangat membutuhkan.
”Aksi sosial seperti ini tidak dilakukan sekali, tetapi akan terus berlanjut. Sebab, masih ada orang-orang di sekitar kita yang benar-benar memerlukan bantuan,” katanya.
Menurut Rian, Komunitas Driver Maxim Banjarbaru sama sekali tidak membantu orang lain dari kelimpahan rezeki. Mereka juga sedang susah karena dampak pandemi Covid-19.
”Sebelum pandemi, kami bisa dengan mudah mendapatkan Rp 150.000 sampai Rp 200.000 per hari. Sekarang ini, pendapatan kami rata-rata kurang dari Rp 100.000 per hari,” katanya.
Namun, penurunan penghasilan bukanlah halangan bagi para pengemudi ojek daring itu untuk berbagi dengan sesama. Mereka masih bisa menyisihkan pendapatan yang sedikit untuk aksi sosial. ”Saat ini, semua orang lagi susah. Tetapi, ada lagi yang lebih susah dan perlu kita bantu,” katanya.
Solidaritas para pengemudi ojek daring ini layak ditiru di tengah kondisi sebagian besar warga yang terpuruk akibat terpaan pandemi Covid-19.