Penularan Covid-19 Masih Dinamis. Puskesmas Didesak Menggencarkan Edukasi ke Warga
Peta zona kerawanan penularan Covid-19 di sejumlah daerah di Kalimantan Barat masih sangat dinamis. Bahaya penularan Covid-19 masih mengancam. Puskesmas hendaknya kian menggencarkan edukasi kepada masyarakat.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS – Peta zona kerawanan penularan Covid-19 di sejumlah daerah di Kalimantan Barat masih sangat dinamis. Bahaya penularan Covid-19 masih mengancam. Puskesmas diminta menggencarkan edukasi kepada masyarakat untuk menghindari penularan Covid-19.
Jika dilihat dari data kategori risiko kasus di 14 kabupaten/kota di Kalbar pada 9 November, Kota Pontianak, ibu kota Kalbar beralih dari zona merah (risiko tinggi) ke orange (risiko sedang). Namun, belum tentu kasusnya benar-benar menurun.
Selain itu, ada sejumlah kabupaten/kota yang semula berada di zona kuning (risiko rendah) berubah menjadi zona orange. Sebagai contoh, Kabupaten Kayong Utara, Kapuas Hulu, Sekadau, Bengkayang, Mempawah, Sanggau, Sambas dan Kota Singkawang pada 1 November zona kuning. Namun, pada 9 November menjadi zona orange.
Kepala Departemen Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura Pontianak Agus Fitriangga, Senin (9/11/2020), menilai, tidak bisa hanya berpatokan pada peta warna zonasi. Sebab, mobilitas masyarakat masih cukup tinggi.
Zona hanya mendata jumlah kasus saat ini. Namun, tidak mendeteksi mobilisasi suspek atau konfirmasi. “Misalnya, ada wilayah yang semula zona kuning menjadi merah, kemudian ke orange. Apakah betul kasus sudah menurun?,” ujarnya.
Solusinya adalah penerapan protokol kesehatan selama belum ada vaksin. Protokol kesehatan, salah satunya menggunakan masker adalah “vaksin” terbaik sebelum ditemukan vaksin selain menjaga imunitas tubuh.
Misalnya, ada wilayah yang semula zona kuning menjadi merah, kemudian ke orange. Apakah betul kasus sudah menurun?
“Puskesmas harus menggencarkan edukasi kepada masyarakat. Puskesmas yang notabene dekat dengan masyarakat. Hal itu perlu supaya masyarakat jangan menganggap remeh Covid-19, tetapi juga jangan khawatir berlebihan,” ujarnya.
Pemerintah Provinsi Kalbar dan Komando Daerah Militer XII/Tanjungpura beserta pemangku kebijakan lainnya berencana membentuk Satgas Covid-19 hingga ke tingkat RT. Sebelum 2021 ditargetkan sudah terbentuk.
Zona risiko Covid-19 Kalimantan Barat, Senin (9/11/2020).Terkait hal itu, menurut Agus, pembentukan Satgas Covid-19 hingga ke tingkat RT difokuskan terlebih dahulu di Pontianak dan Kubu Raya sebagai daerah yang rawan. Namun, bukan tidak mungkin seluruh kabupaten/kota juga melaksanakannya mengingat mobilitas orang keluar-masuk Pontianak tinggi.
Gubernur Kalbar Sutarmidji, menuturkan, Pemerintah Provinsi Kalbar siap membantu kabupaten/kota yang mengarah ke zona merah agar penanganannya lebih cepat. Dengan demikian, diharapkan tidak ada kabupaten/kota zona merah.
Sutarmidji juga telah meminta mulai Senin (9/11), ada penegakan Peraturan Wali Kota Pontianak Nomor 58 Tahun 2020 dan Peraturan Gubernur Kalbar No. 110 Tahun 2020 tentang penerapan disiplin dan penegakan hukum protokol kesehatan. Demikian juga dengan peraturan para bupati terkait hal tersebut.
Gubernur mengimbau kepada masyarakat untuk tetap menaati protokol kesehatan. Kegiatan yang menimbulkan keramaian yang lebih dari 100 orang dan lebih dari 3 jam sementara dilarang. Para pedagang diminta menaati protokol kesehatan, pembeli juga harus menggunakan masker.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang Harysinto Linoh, menuturkan, edukasi sejauh ini tetap dilakukan Puskesmas dalam berbagai kesempatan. Edukasi dilakukan melalui kelompok ibadah dan kelompok masyarakat lainnya. “Semuanya sudah terjadwal di masing-masing Puskesmas,” ujarnya.
Demikian juga di Kota Singkawang. Kepala Dinas Kesehatan Kota Singkawang Barita P Ompusunggu, menuturkan, edukasi juga dilakukan pihak Puskesmas di Singkawang dalam setiap kesempatan. Edukasi dilakukan, misalnya saat melakukan pelacakan terhadap kontak erat pasien. Media sosial juga dioptimalkan sebagai sarana mengedukasi masyarakat.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar hingga Senin (9/11) secara kumulatif kasus konfirmasi Covid-19 di Kalbar 1.987 orang. Sebanyak 1.432 orang di antaranya sudah sembuh dan 22 orang meninggal dunia. Sebanyak 533 orang masih diisolasi.