Lima Pengunjung Positif, Protokol Kesehatan Destinasi Wisata di Jabar Diklaim Berjalan Baik
Lima pengunjung terkonfirmasi positif Covid-19 saat libur panjang di Jawa Barat pada akhir Oktober lalu. Namun, Gubernur Jabar Ridwan Kamil menilai penerapan protokol kesehatan di destinasi wisata berjalan baik.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS – Lima pengunjung terkonfirmasi positif Covid-19 saat libur panjang di Jawa Barat pada akhir Oktober lalu. Namun, Gubernur Jabar Ridwan Kamil menilai penerapan protokol kesehatan di destinasi wisata masih berjalan baik.
Selama libur panjang itu, sekitar 14.000 pengunjung mengikuti tes cepat di sejumlah lokasi, seperti Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bogor, dan Kabupaten Cianjur. Sejumlah 408 orang tercatat reaktif.
“Hanya lima orang positif (Covid-19) setelah menjalani tes usap. Ini mengindikasikan protokol kesehatan di destinasi wisata dilakukan dengan baik,” ujarnya di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (9/11/2020).
Kamil mengatakan, libur akhir pekan berpotensi menopang perekonomian di daerah wisata. Namun, pencegahan penularan korona baru tetap menjadi prioritas.
“Menggerakkan ekonomi sambil menjaga kedisiplinan 3 M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak),” ujarnya.
Untuk itu, tes kepada pengunjung juga akan dilakukan pekan depan. Dengan begitu, potensi penularan Covid-19 pada momen liburan dapat diminimalkan.
“Akan tetapi, jika minggu depan terjadi lonjakan kasus (Covid-19), penularan saat libur panjang akhir pekan mungkin menjadi perhatian,” ucapnya.
Keterisian tempat tidur di rumah sakit rujukan Covid-19 di Jabar sebesar 57,38 persen. Okupansi itu masih di bawah standar WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) 60 persen
Sekretaris Daerah Jabar Setiawan Wangsaatmaja mengatakan, lima pengunjung positif Covid-19 itu mengikuti tes di Bogor dan Cimahi. Pelacakan kontak dilakukan untuk mencegah penularan lebih luas.
“Pengunjung yang di Bogor merupakan warga DKI Jakarta. Kami sudah sampaikan kepada pemerintah di sana sehingga dapat dilakukan tracing,” ujarnya.
Setiawan menambahkan, keterisian tempat tidur di rumah sakit rujukan Covid-19 di Jabar saat ini sebesar 57,38 persen. Okupansi itu masih di bawah standar WHO (Organisasi Kesehatan Dunia), 60 persen.
Pekan ini, zona merah Covid-19 di Jabar bertambah menjadi tiga daerah. Ketiganya adalah Kabupaten dan Kota Bekasi serta Kabupaten Karawang.
Minggu lalu hanya Kota Bekasi yang zona merah. Sementara tujuh daerah masuk zona hijau atau dengan potensi rendah.
Menurut Kamil, penularan di kluster pesantren dan perumahan masih terus terjadi. Ia mengingatkan protokol kesehatan perlu diperketat agar penularan Covid-19 tidak meluas.
“Tes terhadap guru dan ustaz diprioritaskan. Dari pengalaman selama ini, banyak kasus bermula dari pengajar yang sering keluar masuk pesantren. Kalau santri bermukim, sehingga tidak banyak pergerakan,” jelasnya.
Hingga Senin sore, kasus Covid-19 di Jabar berjumlah 40.093 orang. Sejumlah 10.065 orang masih dalam perawatan, 29.266 orang sembuh, dan 762 orang meninggal.