KH Murtadho Syahid, Pengasuh Ponpes Zaidatul Ma\'arif Temanggung Tutup Usia
Kiai Haji Murtadho Syahid, pengasuh Pondok Pesantren Zaidatul Maarif di Parakan, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, berpulang pada usia 77 tahun. Kiai Murtadho dikenal sebagai kiai yang pemahaman agamanya luwes.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·2 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS -- Kiai Haji Murtadho Syahid, pengasuh Pondok Pesantren Zaidatul Ma\'arif di Parakan, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, berpulang pada usia 77 tahun, Minggu (8/11/2020) sore. Semasa hidupnya, Kiai Murtadho dikenal sebagai ulama dengan pemahaman agama yang luwes dan tidak bersikap anti terhadap tradisi.
Kiai Murtadho meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. "Bapak meninggal pada pukul 17.20 tadi," kata putri Kiai Murtadho, Susi Ivvaty, saat dihubungi, Minggu malam.
Susi menjelaskan, Kiai Murtadho telah dirawat di RSUP Dr Sardjito sejak Selasa (3/11/2020) lalu karena sakit. Selama beberapa hari terakhir, kondisinya terus menurun hingga akhirnya dinyatakan meninggal dunia. Dari RSUP Dr Sardjito, jenazah Kiai Murtadho dibawa ke Temanggung untuk dimakamkan pada Minggu malam.
Susi menuturkan, saat masih muda, Kiai Murtadho sempat menuntut ilmu di sejumlah pondok pesantren, misalnya Pondok Pesantren Gontor, Pondok Pesantren Mranggen di Demak, serta Pondok Pesantren Pabelan di Magelang. Selain itu, Kiai Murtadho juga menamatkan kuliah di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Semarang.
Sesudah menyelesaikan pendidikan, Kiai Murtadho kemudian menjadi pengajar dan pengasuh Pondok Pesantren Zaidatul Ma\'arif. Susi menyebut, ayahandanya itu juga bekerja menjadi pegawai negeri sipil (PNS) dan sempat menjadi kepala Kantor Urusan Agama (KUA) di beberapa wilayah di Temanggung.
Menurut Susi, Kiai Murtadho merupakan ahli fikih. Dia menambahkan, sebagai seorang kiai, Kiai Murtadho memiliki pemahaman agama yang luwes. Sebagai pemuka agama, Kiai Murtadho juga tidak membenci adat-istiadat dan tradisi yang hidup di masyarakat.
"Bapak ini kayak Kiai Nahdlatul Ulama (NU) pada umumnya. Jadi, luwes dalam menerapkan hukum. Sama tradisi juga tidak anti," ungkap Susi yang juga pendiri situs kebudayaan dan keislaman, Alif.id.
Susi menyebut, semasa muda, Kiai Murtadho juga kerap terlibat dalam aktivitas bermain musik gambus. Selain itu, almarhum juga memiliki kebiasaan unik, yakni suka menyapu rumah. Kebiasaan itu muncul karena saat muda, sang kiai kerap mendapat tugas menyapu di pondok pesantren.
"Dulu, Bapak di pondok pesantren kan selalu dapat tugas menyapu dan bersih-bersih. Sampai tua, hobinya menyapu. Jadi, di rumah kami itu yang menyapu Bapak terus," ungkap Susi yang juga mantan wartawan Harian Kompas.