BPCB Jatim Temukan Pondasi Candi di Situs Langlang
BPCB Jawa Timur menemukan struktur batu bata diduga sebagai dasar bangunan candi di Situs Langlang di Kabupaten Malang. Melihat ukuran batu batanya yang cukup besar, diduga benda cagar budaya itu dibangun di masa Mataram
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS-Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur mendapati struktur dasar bangunan diduga candi terbuat dari batu bata saat melakukan ekskavasi terhadap Situs Langlang, di Desa Langlang, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. Ekskavasi dilakukan selama lima hari 4-8 Oktober.
Arkeolog sekaligus Ketua Tim Ekskavasi Situs Langlang dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur Muhammad Ikhwan, Jumat (6/11/2020), mengatakan, pihaknya membuka beberapa kotak ekskavasi (tes pit) dan menemukan indikasi pondasi candi berbahan batu bata dengan ukuran cukup besar, yakni panjang 35-40 centimeter (cm), lebar 25-an cm, dan tebal 9-12 cm.
“Kami sudah menemukan sudut barat laut dan barat daya. Juga ada bagian struktur yang menjorok ke arah barat. Kami menduga itu adalah bagian trap tangga candi, dari batu bata juga. Di situ juga ada batu kali yang kemungkinan berfungsi sebagai penguat tangga candi,” ujarnya.
Menurut Ikhwan pihaknya membuka tes pit dengan masing-masing ukuran 4x4 meter (m), dan dua tes pit lain masing-masing berukuran 2x1 m dengan kendalaman sekitar 40 cm.
Disinggung soal kapan situs cagar budaya itu dibuat, Ikhwan mengatakan pihaknya belum mendapatkan data angka yang bisa merujuk pada masa kerajaan mana bangunan itu dibuat. Perlu kajian lebih lanjut.
Namun, kalau melihat ukuran batu batanya yang cukup besar, bisa dimungkinkan bangunan ini dibuat pada masa Mataram kuno atau Singosari. “Setelah ekskavasi ini kami rekomendasikan dilakukan ekskavasi penyelamatan lanjutan. Kalau ekskavasi yang sekarang untuk mengetahui potensinya dulu,” ucapnya.
Ekskavasi pertama ini merupakan tindak lanjut dari peninjauan temuan yang sudah dilakukan oleh BPCB Bulan Juli lalu. Sebelumnya, Roni (42), warga Desa Langlang yang juga merupakan pemilik lahan, menemukan pecahan batu bata saat mencangkul lahannya untuk ditanami palawija.
“Kalau sebelum-sebelumnya memang ada pecahan batu bata kecil di sekitar sini. Namun kami tidak pernah menduga jika itu bagian dari benda cagar budaya. Baru setelah saya menemukan cukup besar, saya lapor ke desa, lalu ditinjau oleh BPCB,” tuturnya.
Selama ini, menurut Roni, di sekitar Langlang belum pernah ditemukan benda cagar budaya. Benda yang ditemukan di lahan miliknya--yang lokasinya di tepi makam desa--merupakan temuan pertama.
Sementara itu, terkait hasil ekskavasi yang dilakukan BPCB terhadap situs di Desa Ngenep (tetangga desa Langlang), di Kecamatan Karangploso, pertengahan Oktober lalu, Ikhwan mengatakan pihaknya menemukan struktur batu bata persegi empat memanjang dengan panjang 8,8 m, lebar 80 cm, dan dua-empat lapis batu bata.
Kalau sebelum-sebelumnya memang ada pecahan batu bata kecil di sekitar sini. Namun kami tidak pernah menduga jika itu bagian dari benda cagar budaya
Situs yang diekskavasi berada tidak jauh dari mata air Umbulan dan berada di lahan calon kompleks perumahan. “Struktur itu kami duga pagar petirtaan. Sentranya, kan, di kolam sumber air. Di dasar kolam itu juga kami temukan struktur batu bata. Kami duga yang di dasar kolam sebagai struktur petirtaan,” katanya.
BPCB sendiri, menurut Ichan merekomendasikan kepada pihak terkait untuk memberikan ruang perlindungan terhadap obyek cagar budaya tersebut. Selain itu juga perlu ada penghijauan dengan penanaman pohon endemik di sekitar situs guna melindungi cagar budaya dan mata air yang ada.