Bekas Lokasi Banjir Bandang Luwu Utara Waspadai Puncak Hujan
Bekas banjir bandang di Luwu Utara belum lagi pulih dibenahi. Kini, warga harus bersiap memasuki musim hujan. Bantaran sungai diwaspadai, termasuk aliran baru akibat sungai yang tertutup sedimen bekas banjir bandang.
Oleh
Reny Sri Ayu
·2 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, mulai mengantisipasi masuknya musim hujan dan La Nina yang diperkirakan terjadi pada akhir tahun ini hingga Maret nanti. Banjir bandang yang terjadi pada Juli lalu di Luwu Utara hingga kini masih menyisakan miliaran kubik material yang tak lagi bisa dibersihkan.
Salah satu yang diwaspadai adalah terbentuknya aliran baru dari tiga sungai besar yang saat banjir bandang pada Juli lalu tertutup material. Upaya pembersihan sungai dari material tak bisa lagi dilakukan mengingat volumenya yang besar dan diperkirakan mencapai miliaran kubik.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Luwu Utara Muslim Muchtar mengatakan, warga sudah diminta meninggalkan bantaran sungai dan tempat-tempat yang berpotensi menjadi aliran baru dari sungai yang tertutup. Sebagian warga memang sudah meninggalkan bantaran sungai akibat trauma.
”Kami juga sudah menyampaikan kepada masyarakat hingga desa-desa tentang prakiraan musim hujan yang lebih panjang dan lebat agar mereka lebih siap dan waspada,” kata Muslim, Jumat (6/11/2020).
Sebagaimana diketahui, pada Juli lalu banjir bandang menerjang sejumlah kecamatan di Luwu Utara. Tiga sungai besar, yakni Rongkong, Masamba, dan Radda, meluap dan membawa material berupa tanah, batu, dan kayu gelondongan.
Banjir ini menyebabkan 30 warga tewas dan 10 lainnya hilang. Ribuan rumah rusak, juga lahan sawah dan perkebunan. Selain itu, banjir juga merusak infrastruktur jalan, jembatan, sekolah, dan beragam fasilitas umum lainnya.
”Berdasarkan pengalaman yang lalu-lalu, biasanya pada bulan Desember hujan deras terjadi di Luwu Utara. Makanya, sejak sekarang, kami sudah siap-siap. Sekarang pun sudah mulai hujan,” kata Muslim.
Berdasarkan prakiraan cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Masamba, beberapa hari terakhir, wilayah Luwu Utara sering diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.
Dalam rilis BMKG pada Jumat (6/11/2020) sore, disebutkan bahwa hingga malam masih berpotensi terjadi hujan sedang hingga lebat disertai kilat, petir, dan angin kencang. Areanya meliputi Kecamatan Rongkong, Seko, Rampi, dan sekitarnya. Adapun di Kabupaten Luwu Timur, tetangga Luwu Utara, hujan berpotensi di area Mangkutana dan sekitarnya.
Sebelumnya, kepada wartawan, Kepala Subbidang Pelayanan Jasa Balai Besar BMKG Wilayah IV Makassar Siswanto mengatakan, bulan Desember-Maret mendatang, hujan diperkirakan terjadi lebih deras dibandingkan pada 2019. Ini diikuti angin kencang dan angin puting beliung. Hal ini berpotensi menimbulkan berbagai bencana, seperti banjir dan longsor.
Tahun 2019, banjir besar terjadi di Sulsel. Banjir terjadi pada lebih separuh wilayah provinsi ini. Sebagian wilayah juga diterjang banjir bandang dan longsor. Saat itu, total sebanyak 79 orang tewas dan ribuan rumah rusak. Puluhan jembatan besar dan kecil, jalan, dan berbagai fasilitas lainnya juga rusak.