Terpapar Covid-19, Tenaga Kesehatan di Cirebon Gugur Seusai Melahirkan
Rohaetin (32), perawat di Rumah Sakit Daerah Gunung Jati, Kota Cirebon, yang terpapar Covid-19, meninggal beberapa hari setelah melahirkan. Jumlah tenaga medis yang meninggal akibat Covid-19 pun bertambah.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Jumlah tenaga kesehatan yang meninggal akibat terpapar Covid-19 di Kota Cirebon, Jawa Barat, terus bertambah. Kali ini, Rohaetin (32), perawat di Rumah Sakit Daerah Gunung Jati, gugur beberapa hari setelah melahirkan.
Jenazah Rohaetin disemayamkan di lapangan parkir RSD Gunung Jati, Kamis (5/11/2020) siang. Selama disemayamkan, jenazah berada di ambulans, tanpa diturunkan. Keluarga, kerabat, dan pegawai rumah sakit turut memanjatkan doa untuk almarhumah.
Mereka juga menaburkan kembang ke ambulans. Isak tangis pun mengiringi kepergian jenazah. Bahkan, sejumlah rekan sejawatnya sempat pingsan.
Rohaetin terdeteksi terkonfirmasi Covid-19 setelah pemeriksaan tes usap tenggorokan pada 20 Oktober lalu. Tes dilakukan karena tempat kerjanya di RSD Gunung Jati menjadi kluster penyebaran Covid-19.
Perawat yang sehari-hari bertugas di ruangan High Care Unit (HCU) itu pun kemudian dirawat di ruangan isolasi RSD Gunung Jati karena dalam kondisi hamil. Adapun suaminya yang juga perawat di RSD Gunung Jati pun terkonfirmasi positif. Suaminya kini menjalani isolasi di hotel yang disediakan Pemerintah Kota Cirebon.
Kondisi Rohaetin yang kurang stabil membuat tim medis memutuskan operasi caesar untuk membatu proses kelahiran anaknya.
Kondisi Rohaetin yang kurang stabil membuat tim medis memutuskan operasi caesar untuk membatu proses kelahiran anaknya. Pada 30 Oktober, anak keduanya lahir dalam kondisi sehat. Hasil tes usap bayi tersebut negatif Covid-19 sehingga dirawat oleh keluarga Rohaetin.
Pasca-melahirkan, pasien menjalani perawatan intensif. Tim ahli klinis RSD Gunung Jati lalu merujuk Rohaetin ke RSUP Fatmawati pada Kamis dini hari. Kondisinya kian memburuk dan meninggal pada pukul 06.00.
”Seluruh daya dan upaya sudah kami kerahkan, tetapi Allah SWT punya rencana lain untuk almarhumah,” kata Direktur RSD Gunung Jati Ismail Jamaludin. Bagi rekan sejawat, Rohaetin dikenal sebagai perawat yang semangat merawat pasien, bahkan saat dirinya hamil.
Kepergian Rohaetin menambah daftar perawat RSD Gunung Jati yang meninggal setelah terpapar Covid-19. Pada Minggu (1/11/2020), Tatang Koswara (55) dari bagian anestesi juga meninggal akibat tertular virus korona baru (SARS-CoV-2) penyebab Covid-19. Almarhum juga memiliki riwayat penyakit jantung.
Perang ini belum berakhir. Kalau tenaga kesehatan terus berguguran, penanganan Covid-19 terganggu.
Sebelumnya, RSD Gunung Jati menjadi kluster penyebaran Covid-19 setelah 39 tenaga kesehatan positif Covid-19, akhir Oktober lalu. ”Lalu, ada tambahan enam orang lagi pada 27 Oktober lalu,” kata Ismail.
Dengan demikian, total tenaga kesehatan RSD Gunung Jati yang terkonfirmasi positif Covid-19 mencapai 45 orang. Sebagian besar merupakan petugas kamar operasi. Untuk sementara, kamar operasi belum dibuka.
”Kami sedang menata lagi. Semoga besok atau lusa mulai operasional meskipun belum 100 persen,” kata Ismail. Adapun pelayanan kesehatan lainnya masih berjalan karena RSD Gunung Jati memiliki 1.324 pegawai.
Ismail memastikan, seluruh tenaga kesehatan di RSD Gunung Jati menerapkan protokol kesehatan dan mengenakan alat pelindung diri (APD) lengkap. Tes usap juga rutin dilakukan sebulan dua kali.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Cirebon Edy Sugiarto mengatakan, Pemkot Cirebon akan memberikan penghargaan kepada tenaga kesehatan yang sudah berjuang melawan Covid-19 selama delapan bulan terakhir. ”Perang ini belum berakhir. Kalau tenaga kesehatan terus berguguran, penanganan Covid-19 terganggu,” katanya.