Kasus dari Perayaan HUT Komunitas Tari di Karawang Bertambah
Total pasien positif Covid-19 dari perayaan hari ulang tahun (HUT) sebuah komunitas tari di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, menjadi 26 orang.
Oleh
MELATI MEWANGI
·2 menit baca
KARAWANG, KOMPAS — Total pasien positif Covid-19 dari perayaan hari ulang tahun (HUT) sebuah komunitas tari di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, menjadi 26 orang. Minimnya koordinasi pendataan dari panitia acara menghambat tim gugus tugas melacak kontak erat. Keterbukaan data sangat penting guna antisipasi kasus.
Juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Karawang Fitra Hergyana, Kamis (5/11/2020), menyampaikan, penambahan pasien baru masih disumbang dari kluster komunitas tari yang merayakan ulang tahun di sebuah rumah makan di Karawang Barat. Pada 28 Oktober 2020, jumlah pasien kluster itu sekitar 18 orang. Saat ini, total pasien yang dirawat bertambah menjadi sebanyak 26 orang.
Kasus ini bermula dari seorang pasien yang dinyatakan positif Covid-19 setelah mengikuti acara tersebut. Timnya segera melacak kontak erat pasien di lingkungan kantor, keluarga, dan tetangga rumah.
Hasil penelusuran tahap pertama terdapat 10 orang yang dinyatakan positif. Mereka sama-sama hadir di lokasi bersama pasien pertama. Sebagian besar pasien tidak menunjukkan gejala khusus.
Fitra menjelaskan, penularan kemudian meluas hingga lingkungan keluarga, kantor, dan tetangga. Dalam prosesnya, pelacakan tidak sepenuhnya berjalan mulus. Panitia acara itu kurang koordinasi dan tidak terbuka dalam memberikan data kepada pihaknya.
Hal itu menyulitkan tim gugus tugas melakukan pelacakan sesegera mungkin dalam waktu 1 x 24 jam setelah pasien dinyatakan positif. ”Kami hanya diberi nama dan kontak telepon. Tidak ada alamat ataupun informasi lain,” ucap Fitra.
Bahkan, pada penelusuran kontak erat tahap pertama, tim satgas melacak berdasarkan keterangan pasien yang positif dan dokumentasi acara. Ini sekaligus menjadi pembelajaran bagi panitia acara atau pengelola usaha untuk disiplin mendata setiap peserta yang hadir.
Meski terkesan merepotkan, langkah ini bermanfaat untuk mempercepat penanganan jika kemudian muncul kasus Covid-19 dari kegiatan tersebut, seperti yang terjadi dalam acara komunitas tari itu.
Fitra menerangkan, penularan cepat mungkin terjadi di acara besar karena sebagian peserta berkerumun bersama. Sebagian mungkin tidak sadar melepas masker atau hanya memakainya di bawah hidung ketika sedang berbicara. Mereka berpotensi menularkan atau tertular karena lalai dalam menjalankan protokol kesehatan.
Sementara itu, tingginya kasus harian membuat pembelajaran tatap muka di Karawang belum diperbolehkan. Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karawang Asep Junaedi mengatakan, kegiatan belajar-mengajar dinilai aman untuk dijalankan setelah ada vaksin Covid-19. Keselamatan para siswa dan guru menjadi prioritas.
Saat ini, pembelajaran siswa SD dan SMP dilakukan melalui daring dan belajar kelompok. Ke depan, pembelajaran di tingkat SMP akan ditambah dengan media radio. ”Kami mementingkan (keselamatan) peserta didik dibandingkan (harus pembelajaran) dengan tatap muka karena khawatir muncul kluster baru,” ujarnya.