Tersisa Waktu Dua Bulan, Serapan APBD Pemprov Papua Baru 68 Persen
Serapan APBD Pemprov Papua hingga triwulan III belum mencapai 70 persen. Penyerapan anggaran yang bisa mendorong produktivitas kerja masyarakat, khususnya pelaku usaha di tengah pandemi, sangat dibutuhkan.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Serapan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Pemerintah Provinsi Papua hingga triwulan ketiga baru mencapai 68 persen dari total APBD Papua tahun ini yang sebesar Rp 14 triliun. Pemprov Papua pun menyatakan akan mempercepat pelaksanaan tender pengadaan dan belanja untuk meningkatkan serapan anggaran dalam sisa waktu dua bulan ini.
Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Papua Nus Weya, di Jayapura, Selasa (3/11/2020), mengatakan, penyerapan anggaran baru mencapai 68 persen hingga bulan ini. Hal ini dikatakannya akibat perlunya waktu untuk penyesuaian pascarealokasi anggaran untuk penanganan Covid-19 dan dampaknya oleh Pemprov Papua.
Ia pun membantah Pemprov Papua sengaja menyimpan dana APBD di bank sehingga menyebabkan serapan anggaran belum optimal hingga kini. ”Kami akan berupaya agar daya serapan bisa meningkat lebih tinggi hingga akhir Desember mendatang. Saat ini, pengadaan sejumlah tender seperti pembangunan arena PON (pekan olahraga nasional) dan proyek fisik lainnya sudah hampir tuntas,” papar Nus.
Sementara itu, Inspektur Provinsi Papua Anggiat Situmorang mengatakan, rata-rata hambatan yang dialami instansi pemda dalam penyerapan anggaran, yakni belum bisa menerbitkan Surat Penyediaan Dana (SPD). Hal ini disebabkan nomor register APBD perubahan belum dikeluarkan oleh Kementerian Dalam Negeri.
”Kami akan menurunkan tim untuk melihat instansi-instansi yang memiliki hambatan dalam menerbitkan SPD. Ini untuk segera meningkatkan serapan di instansi tersebut,” tutur Anggiat.
Ia pun menyatakan, tim pemulihan ekonomi Provinsi Papua telah menyiapkan sejumlah strategi untuk meningkatkan serapan APBD. Hal itu, antara lain, mempercepat pelaksanaan tender pengadaan dan belanja, terutama di bidang infrastruktur, kesehatan, sosial, dan perhubungan.
”Kami telah melaksanakan rapat dengan DPRD Provinsi Papua untuk membahas terkait serapan APBD. Pihak DPRD berharap tidak ada dana sisa anggaran pada akhir tahun ini,” kata Anggiat.
Secara terpisah, pengajar ekonomi Universitas Cenderawasih Jayapura, Meinarni Asnawi, berpendapat, serapan APBD di Papua masih fokus pada tender pengadaan dan belanja barang. Seharusnya, pemerintah daerah mendata dan menyiapkan program khusus untuk membantu usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang terdampak selama pandemi Covid-19.
Ia memaparkan, dari hasil penelitian Fakultas Ekonomi Universitas Cenderawasih selama Agustus-September 2020, banyak pelaku UMKM yang tak dapat membayar gaji karyawan dan membeli bahan baku.
Menurut Meinarni, meningkatnya serapan APBD hanya dari pengadaan dan belanja barang bukanlah indikator yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi. ”Tapi, meningkatnya serapan APBD untuk meningkatkan kemampuan produktivitas kerja sektor usaha yang sangat terdampak selama pandemi Covid-19," ujarnya.
Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Sugianto mengatakan, pertumbuhan ekonomi Papua pada triwulan II tahun 2020 mencapai 4,50 persen. Namun, hal ini tidak berdampak bagi sektor lapangan usaha nontambang.
Adapun sejumlah lapangan usaha yang mengalami kontraksi sangat serius selama triwulan II tahun 2020 meliputi transportasi dan pergudangan (minus 49,90 persen); penyediaan akomodasi, makan dan minum (minus 24,43 persen); dan jasa perusahaan (minus 13,53 persen).
Ia berpendapat, pemerintah harus segera merealisasikan program yang bisa mendatangkan penghasilan bagi masyarakat. Hal itu, misalnya, pemberian bantuan modal usaha, pembangunan infrastruktur, pemberlakuan jam aktivitas warga yang lebih lama, dan akses transportasi udara yang diperluas.
”Upaya pemerintah untuk menghidupkan kegiatan ekonomi harus bersinergi dengan pelaksanaan protokol kesehatan. Produktivitas kerja masyarakat meningkat, tetapi tidak terpapar Covid-19,” kata Sugianto.