Libur Panjang, Pendapatan Destinasi Wisata Banyuwangi Tembus Rp 400 Juta
Libur panjang akhir pekan lalu membuat pendapatan destinasi wisata di Banyuwangi mencapai lebih dari Rp 400 juta. Bandara Banyuwangi juga mencatatkan rekor pergerakan penumpang tertinggi selama pandemi sejak Maret.
Oleh
ANGGER PUTRANTO
·3 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS — Banyuwangi kebanjiran kunjungan wisatawan dalam libur panjang akhir pekan lalu. Kondisi itu ikut memicu pendapatan destinasi wisata hingga lebih dari Rp 400 juta.
Kendati masih pandemi, libur panjang dimanfaatkan sebagian warga berlibur ke Banyuwangi. Salah satunya terlihat di Bandara Banyuwangi. Di sana terjadi peningkatan jumlah penumpang.
Ditemui di Banyuwangi, Selasa (3/10/2020), Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi Yanuarto Bramuda mengatakan, dalam kurun seminggu, sejak 25 Oktober-1 November, ada 61.275 orang wisatawan ke Banyuwangi. Data tersebut didapat dari penghitungan tiket masuk di setiap destinasi wisata.
”Khusus Rabu (28/10/2020) hingga Minggu (1/10/2020), tercatat sekitar 50.000 pengunjung. Puncaknya pada Kamis (29/10/2020), mencapai 14.000 kunjungan,” ungkap Bramuda.
Bramuda mengatakan, kunjungan wisatawan saat libur panjang melonjak hingga hampir 100 persen apabila dibandingkan akhir pekan biasa. ”Biasanya jumlah pengunjung di akhir pekan biasa sekitar 8.000 orang. Kamis lalu sampai tembus 14.000 orang,” ujar Bramuda.
Dari kunjungan tersebut, jumlah pemasukan dari seluruh destinasi wisata mencapai Rp 406.746.500. Angka tersebut merupakan penjumlahan pendapatan dari tiket dan uang parkir. Dari parkir di destinasi pariwisata, pendapatan yang dikumpulkan Rp 25.908.000. Sedangkan dari tiket masuk destinasi wisata Rp 380.838.500. Bramuda menegaskan, uang tersebut bukan keseluruhan nominal yang berputar di sektor pariwisata.
”Jumlah tersebut bukanlah uang yang dihabiskan wisatawan (spending money) selama berkunjung di Banyuwangi. Pendapatan dari rumah makan, hotel, dan pusat oleh-oleh belum rampung kami kalkulasi,” tuturnya.
Bramuda bersyukur banyak wisatawan memilih Banyuwangi sebagai daerah tujuan wisata. Pilihan tersebut perlahan kembali memutar roda perekonomian warga dari sektor pariwisata
Tingginya jumlah wisatawan di Banyuwangi, lanjut Bramuda, merupakan pengaruh kampanye pariwisata sehat yang selama ini digaungkan Pemkab Banyuwangi. Penerapan sertifikasi kesehatan dan pendisiplinan protokol kesehatan menjadi jaminan wisatawan saat menghabiskan waktu berlibur.
Penerbangan
Tingginya kunjungan ke Banyuwangi sebagai daerah tujuan wisata juga tampak dari peningkatan jumlah penumpang di Bandara Banyuwangi. Selama masa libur panjang akhir pekan, hampir 2.000 orang terbang dari dan menuju Banyuwangi.
PT Angkasa Pura II Bandara Banyuwangi mencatat sejak Rabu hingga Minggu, jumlah pergerakan penumpang keberangkatan dan kedatangan di Bandara Banyuwangi mencapai 1.932 penumpang. Jumlah ini tertinggi selama masa pandemi Covid-19.
Executive General Manager PT Angkasa Pura II Bandara Banyuwangi Cin Asmoro mengungkapkan, puncak pergerakan penumpang terjadi pada Minggu. Saat itu, pergerakan penumpang keberangkatan dan kedatangan mencapai 683 penumpang dari total 12 pergerakan pesawat udara keberangkatan dan kedatangan.
”Jumlah pergerakan penumpang saat arus balik tersebut melebihi jumlah penumpang saat hari pertama cuti bersama pada Rabu. Saat itu, jumlah penumpang hanya 403 orang,” katanya.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyambut baik naiknya jumlah penumpang di Bandara Banyuwangi. Kunjungan wisatawan ini menjadi berkah tersendiri bagi pelaku wisata.
”Ini menjadi hal yang membahagiakan. Pada akhir pekan lalu, wisatawan datang ke Banyuwangi yang saat ini sudah menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Harapan kami, wisatawan bisa menikmati destinasi wisata dengan tetap menjaga protokol kesehatan. Dengan begitu, penularan Covid-19 bisa ditekan seminimal mungkin,” ujarnya.