Pemeriksaan Acak Covid-19 Jabar Sasar 54 Tempat Wisata dan Pintu Masuk
Gubernur Jabar Ridwan Kamil menyatakan pengetesan Covid-19 ini sangat krusial untuk menekan potensi lonjakan kasus Covid-19. Pengetesan dilakukan agar libur dan cuti bersama tidak menjadi medium penularan Covid-19.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS – Pemeriksaan acak Covid-19 dilaksanakan di 54 lokasi destinasi wisata dan pintu masuk di Jawa Barat. Hal itu dilakukan mencegah penularan baru pascalibur panjang.
Dalam libur panjang kali ini, penerapan protokol kesehatan ketat itu dilakukan di 14 kabupaten dan kota tujuan wisata, seperti Bandung dan Pangandaran. Hal itu dilakukan agar libur dan cuti bersama tidak menjadi medium penularan baru Covid-19.
”Pengetesan dilakukan secara acak melalui metode tes cepat. Selanjutnya, mereka yang terkonfirmasi tes reaktif akan diperiksa kembali dengan metode usap,” kata Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dalam Rapat Koordinasi Antisipasi Dampak Libur Panjang terhadap Kenaikan Kasus Covid-19 melalui konferensi video di Gedung Pakuan, Bandung, Jumat (30/10/2020) .
Hingga Jumat (30/10) pukul 18.00, laman Satuan Tugas Penanganan Covid-19 menyebutkan Jabar berada di peringkat ketiga dalam total kasus Covid-19 se-Indonesia. Provinsi ini memiliki jumlah kasus Covid-19 hingga 35.607 jiwa atau 8,8 persen dari total kasus. Posisi teratas ditempati DKI Jakarta dengan 104.235 kasus atau 25,8 persen dari kasus nasional. Di bawahnya, ada Jawa Timur dengan total 52.020 kasus.
Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jabar juga mencatat, jumlah kasus tertinggi masih ditempati wilayah yang berdekatan dengan DKI Jakarta, seperti Kota Bekasi (6.632 pasien), Kota Depok (5.807), Kabupaten Bekasi (4.385) dan Kabupaten Bogor (3.136). Kota Bandung menjadi salah satu episentrum penyebaran peringkat kelima dengan 2.335 kasus.
”Intinya, masyarakat boleh berwisata, asalkan tetap menerapkan protokol kesehatan ketat dan disiplin. Petugas keamanan mesti memastikan pengelola destinasi wisata, seperti membatasi jumlah pengunjung,” tutur Kamil.
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam rapat koordinasi ini juga meminta pemerintah provinsi mengampanyekan protokol kesehatan. Kampanye ini diutamakan dilakukan di tempat-tempat yang berpotensi menciptakan kerumunan.
Di samping itu, Luhut menyatakan, penguatan fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) dan pusat isolasi perlu dilakukan sebagai upaya antisipasi lonjakan kasus Covid-19. ”Saya mohon kepala daerah agar tidak pernah bosan menyampaikan pentingnya protokol kesehatan,” ujarnya.