Sudah hampir dua minggu banjir di Kabupaten Seruyan dan beberapa wilayah lain di Kalimantan Tengah tak kunjung surut. Pemerintah mulai melakukan beberapa upaya, salah satunya penimbunan tanah.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Banjir di Kalimantan Tengah belum juga surut. Di Kabupaten Seruyan, puluhan warga masih mengungsi, sedangkan di jalur Trans Kalimantan pemerintah mulai menimbun tanah untuk mencegah air masuk ke jalanan dan mengganggu transportasi.
Pelaksana Tugas Gubernur Kalteng Habib Ismail Bin Yahya pada Jumat (30/10/2020) sore meninjau lokasi banjir di ruas jalan Pangkalan Bun-Kotawaringin Lama. Jalur itu sejak dua minggu lalu terendam banjir dengan ketinggian air maksimal 60 sentimeter dan sempat menimbulkan kemacetan.
Dalam kunjungannya tersebut, Habib Ismail ditemani Sekretaris Daerah Provinsi Kalteng Fahrizal Fitri dan Kepala Dinas TPHP Provinsi Kalteng Sunarti. Selain itu, jajaran pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat, sejumlah pejabat Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Dinas Perhubungan Kotawaringin Timur juga ikut dalam rombongan.
”Penanganan saat ini di enam titik ruas jalan yang rusak sudah mulai penimbunan tanah, sebelum dilanjutkan tahap selanjutnya hingga pengaspalan jalan,” ungkap Habib.
Kepala Bidang Bina Marga Dinas PUPR Provinsi Kalteng Elfiansyah menjelaskan, pihaknya juga melakukan penimbunan tanah di lokasi yang terendam banjir untuk mencegah air masuk ke jalanan. Pihaknya juga sudah mengalokasikan anggaran senilai Rp 2,2 miliar untuk pemeliharaan jalan sepanjang 41 kilometer di lokasi yang hampir setiap tahun terendam banjir tersebut.
Penanganan saat ini di enam titik ruas jalan yang rusak sudah mulai penimbunan tanah, sebelum dilanjutkan tahap selanjutnya hingga pengaspalan jalan.
Fokus penanganan, lanjut Elfiansyah, ada di enam titik adalah di 6 spot atau titik, antara lain di Kilometer (Km) 0,37, Km 5,18, Km 6,3, Km 6,45, Km 6,76 dan Km 7,64. Ia menambahkan, panjang jalan rusak berat secara keseluruhan yang kini ditangani mencapai 0,48 km. ”Selebihnya penanganan fungsional titik-titik jalan rusak ringan, jalan berlubang sampai km 17,9,” jelasnya.
Sebelumnya, banjir juga merendam dua kecamatan di Kabupaten Seruyan, yakni Kecamatan Seruyan Hilir dan Kecamatan Sembuluh. Setidaknya 85 keluarga mengungsi.
Kepala Subbagian Penyesuaian Program dan Pendataan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Seruyan, Budiono, mengatakan, banjir terjadi akibat intensitas hujan yang tinggi selama dua hari tanpa henti. Hal itu menyebabkan Sungai Seruyan yang panjangnya 350 kilometer itu meluap dan membanjiri jalan juga desa-desa sekitar.
Hingga kini, lanjut Budiono, pihaknya masih melakukan pandataan jumlah desa yang terendam banjir. ”Tahun ini kami sudah dihajar tiga kali banjir, pada musim kemarau dan hujan,” kata Budiono.
Dari catatan Kompas, banjir sudah tiga kali melanda wilayah pada 2020. Banjir pertama melanda pada bulan Juni hingga Juli. Banjir itu merendam setidaknya tiga kecamatan. Lalu pada bulan September, banjir kembali melanda dan merendam sembilan kecamatan dari total 10 kecamatan di kabupaten itu. Setidaknya 7.000 rumah terdampak, belasan ribu jiwa pun ikut terdampak.
Prakirawan Stasiun Meteorologi Kota Palangkaraya Rahmat Alfandy memperkirakan Kalteng sudah memasuki musim hujan. Saat ini di beberapa wilayah, seperti di Kabupaten Katingan, Kotawaringin Barat, Seruyan, dan Kotawaringin Timur dilanda hujan lebat disertai angin dan petir.
”Kami selalu memberikan peringatan dini karena koordinasinya jalan terus dengan pemerintah daerah setempat,” ungkap Rahmat.
Beberapa wilayah yang disebutkan Rahmat merupakan wilayah yang selama ini diterjang banjir, baik banjir tahunan ataupun banjir yang baru pertama kali terjadi seperti di Lamandau dan Seruyan.
Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Provinsi Kalteng Darliansjah mengungkapkan, banjir di musim hujan ini diharapkan tidak separah banjir beberapa waktu lalu yang merendam puluhan ribu rumah. Ia berupaya agar masyarakat tetap waspada melalui sosialisasi dan peringatan dini yang diberikan.
”Kalau seperti kemarin lagi, kami akan siap karena posko dan peralatan masih ada di lokasi-lokasi. Nanti tinggal ditambah logistik, tetapi kami pantau terus dan jika kabupaten membutuhkan kami di provinsi akan langsung mengirim bantuan baik tenaga maupun logistik,” kata Darliansjah.