Memanfaatkan libur panjang, ribuan wisatawan menyerbu sejumlah obyek wisata di Kota Batu. Kemacetan kendaraan wisatawan di sejumlah titik pun tidak terhindarkan.
Oleh
KOMPAS/DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
BATU, KOMPAS — Ribuan wisatawan menyerbu sejumlah obyek wisata di Kota Batu, Jawa Timur, pada libur Maulid Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada Kamis (29/10/2020). Liburan ini menjadi libur panjang pertama selama Covid-19, setelah pemerintah menetapkan cuti bersama.
Kemacetan kendaraan wisatawan terjadi di sejumlah lokasi, baik itu yang ada di wilayah Kota Batu maupun jalur menuju Batu (wilayah Kabupaten Malang). Bahkan, sejak keluar dari pintu Tol Karanglo (Jalan Tol Malang-Pandaan) kendaraan roda empat sudah melaju perlahan hingga lepas dari Karangploso.
Kendaraan kembali merayap dan macet saat memasuki wilayah Kota Batu. Pantauan Kompas, Kamis siang, lokasi obyek wisata yang paling banyak dikunjungi wisatawan ada di obyek wisata buatan, seperti Jatim Park II dan Jatim Park III, Alun-alun Kota Batu, paralayang Gunung Banyak, hingga kawasan Desa Sidomulyo yang menjadi sentra tanaman hias di Batu.
Di Jatim Park II dan Jatim Park III kendaraan pengunjung memenuhi tempat parkir. Kondisi ini sangat berbeda dengan kondisi hari biasa—selama pandemi Covid-19—yang mana, biasanya tempat parkir hanya diisi beberapa kendaraan wisatawan.
Kondisi ramai wisatawan juga terlibat di sentra tanaman hias di Desa Sidomulyo. Bahkan, wisatawan luar daerah yang nekat memarkir mobil di sisi kiri dan kanan Jalan Bukit Berbunga, Sidomulyo—yang kondisi badan jalannya sempit—mengganggu arus kendaraan yang lain.
Padahal, di tempat ini, lokasi kios tanaman hias berdekatan dengan simpang tiga menuju pusat Kota Batu dan Malang. Kondisi topografinya juga menanjak. ”Saya sengaja ke sini untuk membeli bunga dan menikmati kondisi alam. Melihat bunga-bunga seperti ini rasanya segar,” ujar Rahman (60-an), salah satu wisatawan lokal asal Jember.
Rahman menghabiskan libur panjang akhir Oktober dengan cara mengunjungi kerabatnya di Malang. Dia memanfaatkan sela waktu berkunjung, dengan cara berwisata bersama lima anggota keluarganya yang lain. Dia mengaku sudah sering ke Batu dan bosan menikmati obyek wisata buatan.
Salah satu master tandem obyek wisata paralayang Gunung Banyak, Taufik, mengatakan, peningkatan wisatawan sudah mulai terlihat sejak Rabu (28/10/2020).
”Jumlah wisatawannya jauh lebih baik dibanding dengan saat pandemi. Selama pandemi, obyek ini ditutup total. Saat ini sudah mulai membaik, tetapi animonya belum bisa kembali seperti semula. Saat ini jumlah pengunjung biasa, yang tidak terbang, lebih dari 200 orang per hari,” ujarnya.
Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko mengatakan, menyambut libur panjang kali ini pihaknya bersama Gugus Tugas Covid-19 terus memantau lokasi wisata yang ada. Semua obyek wisata diminta tetap memperhatikan protokol kesehatan. ”Kami bersama tim Gugus Tugas Covid-19 melakukan pemantauan ke tempat wisata agar kenyamanan dan kesehatan tetap terjaga,” katanya.
Menurut Dewanti, obyek wisata di Batu mulai berbenah menerima wisatawan. Pihaknya tidak ingin kondisi perekonomian masyarakat stagnan dengan catatan kesehatan tetap menjadi prioritas. ”Semua fasilitas kesehatan tetap kami siapkan,” kata Dewanti di sela-sela pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) dan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Muslimat NU 2020, di Batu.
Kami bersama tim Gugus Tugas Covid-19 melakukan pemantauan ke tempat wisata agar kenyamanan dan kesehatan tetap terjaga-Dewanti Rumpoko
Sementara itu, terkait libur panjang, PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasional (DAOP) 8 Surabaya, menambah dua rangkaian kereta api relasi Malang-Jakarta guna mengantisipasi libur panjang kali ini. Kedua kereta itu adalah KA Majapahit (Malang-Pasar Senen) dan KA Gajayana Fakultatif (Malang-Gambir).
Manajer Humas PT KAI Daop 8, Suprapto, Kamis sore, mengatakan dua kereta tambahan ini akan beroperasi 1 November. ”Diperkirakan puncak masa angkutan libur panjang terjadi 1 November. Sedangkan secara umum jumlah penumpang mulai meningkat pada 28 Oktober, yakni mencapai 16.919 orang, lebih tinggi dari hari biasa selama pandemi yang hanya 10.000-12.000 orang,” ujarnya.
Baca juga: Penumpang Kereta ke Malang Diprediksi Meningkat