Lonjakan Penumpang di Bandara Juanda Lampaui Prediksi
Lonjakan penumpang selama libur panjang Maulid Nabi SAW dan cuti bersama di Bandara Juanda Surabaya jauh lampaui prediksi.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Lonjakan jumlah penumpang selama libur panjang Maulid Nabi SAW dan cuti bersama di Bandara Juanda, Surabaya, Jawa Timur, jauh melampaui prediksi. Untuk menjaga kepercayaan masyarakat dan kenyamanan bepergian menggunakan transportasi udara, pengelola menerapkan protokol kesehatan secara ketat di seluruh area pelayanan.
Pelaksana Tugas Sementara (PTS) General Manager Bandara Juanda Indah Preastuty mengatakan, peningkatan penumpang terjadi sejak H-3 libur hari keagamaan dan cuti bersama, yakni Sabtu (24/10/2020), dengan jumlah penumpang 16.563 orang. Pergerakan penumpang kembali meningkat pada Selasa sebanyak 18.926 orang.
”Puncak pergerakan penumpang di Bandara Juanda terjadi pada Rabu dengan jumlah penumpang 21.524 orang. Lonjakan penumpang itu jauh melampaui prediksi, yaitu 17.500 orang,” ujar Indah, Kamis (29/10/2020).
Puncak pergerakan penumpang di Bandara Juanda terjadi pada Rabu dengan jumlah penumpang 21.524 orang.
Indah mengatakan, dari 21.524 penumpang yang memanfaatkan transportasi udara untuk merayakan libur panjang akhir pekan ini, 11.909 orang merupakan penumpang datang, sedangkan 9.615 lainnya penumpang berangkat. Jumlah penumpang tersebut menjadi jumlah harian tertinggi yang dilayani selama Oktober, bahkan sejak pandemi Covid-19 mendera.
Pada kondisi normal, rata-rata jumlah penumpang yang dilayani di Bandara Juanda 13.000 orang per hari. Hampir semua merupakan penumpang dengan rute perjalanan domestik karena rute penerbangan internasional belum dibuka. Rute internasional hanya untuk penerbangan repatriasi dan permintaan khusus terkait kedinasan.
Dia menambahkan, ada 10 destinasi dengan jumlah penumpang domestik tertinggi, baik datang maupun berangkat, selama libur panjang ini. Ke-10 destinasi itu adalah Bandara Soekarno-Hatta Jakarta, Makassar, Bali, Banjarmasin, Balikpapan, Lombok, Kupang, Batang, Bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta, dan Samarinda.
Menurut Indah, selain faktor liburan panjang, melonjaknya jumlah penumpang pesawat di Bandara Juanda disebabkan stimulus dari pemerintah untuk tarif pelayanan jasa penumpang pesawat udara (PJP2U) atau passenger service charge (PSC). Hal itu terlihat dari lebih dominannya penumpang yang datang dibandingkan dengan yang berangkat.
”Walaupun Bandara Juanda tidak termasuk salah satu bandara penerima stimulus tersebut, rute terbanyak yang dilayani adalah Jakarta, termasuk penerima stimulus, sehingga berdampak signifikan pada peningkatan jumlah penumpang dari dan menuju Surabaya,” kata Indah.
Dari 13 bandara yang ditetapkan sebagai penerima stimulus PJP2U, 11 bandara memiliki rute menuju Surabaya. Indah berharap dengan adanya stimulus ini perekonomian, terutama pariwisata yang selama ini terdampak pandemi, segera menggeliat kembali.
Perketat protokol kessehatan
Pelaksana Tugas Sementara Manager Humas Bandara Juanda Yuristo Ardhi Hanggoro mengatakan, seiring terjadinya lonjakan penumpang yang menggunakan jasa Bandara Juanda, pengelola memperketat penerapan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 di sejumlah tempat layanan. Hal itu dilakukan agar para pengguna jasa merasa aman dan nyaman serta terhindar dari sebaran virus korona.
Penerapan protokol kesehatan yang telah dilakukan sejak adaptasi kebiasaan baru, dijalankan secara konsisten. Protokol kesehatan itu, antara lain, pemeriksaan kesehatan penumpang dengan memeriksa suhu tubuh menggunakan alat pemindai suhu tubuh, pengaturan jarak aman di ruang tunggu, dan penyediaan cairan pembersih tangan.
”Bandara Juanda telah membentuk tim untuk menegakkan penerapan protokol kesehatan di seluruh area layanan. Semua mitra usaha juga terus diingatkan agar tidak lupa menerapkan protokol kesehatan di area usahanya,” ucap Yuristo.
Pengelola juga memberikan kemudahan dengan menyediakan fasilitas uji cepat Covid-19 bagi penumpang pesawat. Fasilitas yang berada di area bandara itu berbiaya terjangkau.
Antisipasi bencana
Libur panjang yang bersamaan dengan datangnya musim hujan dan terjadinya cuaca ekstrem akibat La Nina dan gangguan atmosfer lain juga diantisipasi pengelola Bandara Juanda. Caranya dengan menyiapkan rencana kontingensi apabila terjadi penerbangan pengalihan dari bandara lain akibat cuaca buruk.
Bandara Juanda juga berkomunikasi intens dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Juanda; Airnav; serta Kantor Otoritas Bandara Wilayah III terkait pemantauan cuaca secara berkala. Langkah antisipasi juga ditempuh dengan mengecek saluran pembuangan air, membersihkan saluran agar berkapasitas maksimal, serta memelihara saluran secara rutin sesuai prosedur keamanan dan keselamatan kerja.
Cuaca buruk yang diwaspadai pada musim hujan adalah terganggunya jarak pandang pilot karena curah hujan tinggi, kabut, atau kondisi lain. Oleh karena itu, rencana darurat atau kontingensi harus dipersiapkan dengan baik dan sesuai prosedur standar.