Perbankan Jadi Salah Satu Kluster Aktif di Kota Tegal
Penyebaran Covid-19 di Kota Tegal, Jawa Tengah, mulai merambah ke lingkungan perbankan. Delapan orang dinyatakan positif Covid-19. Pasien masih didominasi dari kluster keluarga.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·3 menit baca
TEGAL, KOMPAS — Penyebaran Covid-19 di Kota Tegal, Jawa Tengah, mulai merambah ke lingkungan perbankan. Pada kluster itu, setidaknya delapan orang dinyatakan positif Covid-19. Adapun dua kluster lain yang masih aktif, antara lain, kluster tempat layanan kesehatan, kluster perkantoran, dan kluster keluarga.
Hingga Rabu (28/10/2020) siang, jumlah kasus positif Covid-19 di Kota Tegal tercatat 551 orang. Dari jumlah tersebut, kasus aktif sebanyak 143 orang. Adapun jumlah pasien meninggal sebanyak 57 orang.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tegal Sri Primawati Indraswari mengatakan, ratusan kasus aktif tersebut berasal dari sejumlah kluster, yakni kluster perbankan, kluster tempat layanan kesehatan, kluster perkantoran, dan kluster keluarga.
Dari empat kluster aktif tersebut, kluster perbankan menjadi kluster terbaru yang ditemukan. Di kluster itu terdapat delapan orang yang terkonfirmasi positif Covid-19.
”Kluster itu terdeteksi melalui tes massal yang dilakukan di salah satu bank. Dari sejumlah orang yang dites, sebanyak delapan orang positif,” kata Prima di Kota Tegal. Delapan orang tersebut merupakan pasien positif tanpa gejala. Untuk itu, mereka menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing.
Sementara di kluster sebuah tempat layanan kesehatan ada enam orang yang dinyatakan positif Covid-19. Dari enam orang tersebut, sebanyak lima orang menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing dan satu orang dirawat di rumah sakit. Kluster ini terdeteksi karena ada satu tenaga medis yang meninggal dan dinyatakan positif Covid-19.
Pada kluster perkantoran, ada tiga aparatur sipil negara yang dinyatakan positif Covid-19. Tiga orang tersebut juga sedang menjalani isolasi mandiri karena merupakan pasien tanpa gejala.
”Mayoritas pasien positif aktif di Kota Tegal berasal dari kluster keluarga. Kebanyakan mereka menjalani isolasi mandiri karena tidak mengeluhkan gejala berat,” ucap Prima.
Mayoritas pasien positif aktif di Kota Tegal berasal dari kluster keluarga. Kebanyakan mereka menjalani isolasi mandiri karena tidak mengeluhkan gejala berat. (Sri Primawati Indraswari)
Laboratorium PCR
Sementara itu, di Kota Pekalongan, pemerintah setempat meresmikan laboratorium reaksi berantai polimerase (PCR), Selasa (27/10/2020), yang berada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bendan. Laboratorium yang dibangun dengan anggaran Rp 2 miliar dari dana intensif daerah itu mampu mengetes hingga 300 sampel per hari.
”Dengan adanya laboratorium ini, kami bisa mengetes hingga 300 sampel per hari. Sampel yang akan kami periksa merupakan sampel pasien RSUD Bendan, masyarakat yang berkontak erat dengan pasien positif Covid-19, dan masyarakat yang berinisiatif melakukan tes mandiri,” kata Direktur Umum RSUD Bendan Junaedi Wibawa dalam siaran pers, Rabu.
Wali Kota Pekalongan Saelany Machfudz berharap, dengan adanya laboratorium ini, penanganan Covid-19 di wilayahnya bisa lebih optimal. Jika biasanya hasil tes usap baru bisa diketahui setelah sepekan, kini mereka bisa mengetahui hasil tes dalam waktu sehari.
”Kalau hasilnya diketahui lebih cepat, proses pelacakan dan pengetesan kontak erat bisa lebih cepat dilakukan untuk menekan perluasan penyebaran Covid-19. Apalagi, saat ini Kota Pekalongan masuk dalam kategori zona merah atau daerah berisiko tinggi penyebaran Covid-19," ucap Saelany.
Hingga Rabu, jumlah kasus positif Covid-19 di Kota Pekalongan sebanyak 337 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 56 orang kasus aktif dan 27 orang meninggal.