Perayaan Ulang Tahun Picu Penambahan Kasus Covid-19 di Karawang
Penularan Covid-19 di acara ulang tahun memicu lonjakan kasus Covid-19 di Karawang, Jabar. Selain menerapkan protokol kesehatan, pemilik usaha wajib mendata setiap pengunjung guna antisipasi pelacakan kontak erat.
Oleh
MELATI MEWANGI
·2 menit baca
KARAWANG, KOMPAS — Perayaan ulang tahun salah satu komunitas tari memicu lonjakan kasus di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Selain menjalankan protokol kesehatan, semua pemilik usaha di Karawang wajib mendata pengunjung guna mengantisipasi pelacakan kontak erat apabila terjadi kasus penularan baru.
Juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Karawang, Fitra Hergyana, Rabu (28/10/2020), mengatakan, sejauh in, 18 orang positif Covid-19 setelah menghadiri acara ulang tahun di salah satu rumah makan di Karawang Barat. Kasus ini diketahui setelah salah seorang yang hadir di acara itu positif Covid-19.
Tim satgas lantas melacak kontak erat berdasarkan keterangan pasien, mulai di lingkungan keluarga, rumah, tempat kerja, dan agenda harian. Berdasarkan hasil tes usap tenggorokan pada Selasa (27/10/2020), 10 orang tertular Covid-19 di acara yang sama. Mayoritas pasien tidak menunjukkan gejala khusus. Hari ini, dari pelcakan kontak erat, ada tambahan tujuh orang lainnya tertular Covid-19.
Puluhan orang lain dari hasil pelacakan kontak erat telah diambil sampelnya untuk diuji. Masih banyak hasil tes usap tenggorokan yang belum keluar. Penambahan pasien dari kluster ini masih mungkin terjadi besok.
Fitra menambahkan, pihaknya telah berkoordinasi dengan ketua pelaksana acara agar membantu pendataan peserta. ”Kami agak sulit untuk tracing pasien karena laporan hanya nama. Pendataan dilakukan dari keterangan pasien yang positif dan dokumentasi acara,” kata Fitra.
Ke depan, semua pengelola usaha harus mendata setiap pengunjung yang datang. Upaya ini bisa membantu tim satgas dalam penanganan cepat Covid-19 apabila ternyata ditemukan kasus baru.
Mudik
Penjabat sementara Bupati Karawang Yerry Yanuar sebelumnya mengatakan bakal memantau pergerakan pemudik dan mendata warga yang akan pulang kampung. Mereka akan didata pengurus RT dan RW sepulangnya dari kampung halaman.
”Data ini sebagai bentuk antisipasi pencegahan Covid-19. Jika ditemukan ada warga yang terpapar, kami bisa bergerak cepat,” ucap Yerry.
Menurut Yerry, penyebaran Covid-19 di semua daerah masih tinggi sehingga dikhawatirkan menimbulkan kluster baru di Karawang. Apalagi, Karawang sebagai kota industri memiliki banyak pendatang dari sejumlah daerah. Libur panjang kerap dimanfaatkan pemudik untuk kembali ke kampung halaman dan bertemu keluarga.