Surplus Listrik, Industri di Sumut Diharapkan Bisa Bertumbuh
Surplus listrik sebesar 621 megawatt di Sumatera Utara diharapkan bisa mendorong perkembangan industri. Ketersediaan energi listrik pun masih berpeluang ditingkatkan mengingat besarnya potensi energi baru terbarukan.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Surplus listrik sebesar 621 megawatt di Sumatera Utara diharapkan bisa mendorong perkembangan industri, khususnya pariwisata dan manufaktur. Ketersediaan energi listrik pun masih berpeluang ditingkatkan mengingat besarnya potensi energi baru terbarukan dan tingginya minat investor di sektor itu.
”Surplus listrik di Sumut adalah peluang besar untuk pengembangan industri. Pengembangan pariwisata Danau Toba sangat berpeluang karena ketersediaan listrik ini,” kata Ketua Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia Sumut Parlindungan Purba dalam seminar daring, Senin (26/10/2020).
Dalam seminar bertema ”Ketahanan Energi untuk Mendukung Pariwisata dan Investasi di Sumatera Utara” itu tersambung juga General Manager PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Sumut Irwansyah Putra, Executive Vice President Pengembangan Regional Sumatera Kalimantan PT PLN Riza Novianto Gustam, serta Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri Sumut Isfan F Fachruddin.
Parlindungan mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir, pembangunan pembangkit listrik di Sumut cukup pesat. Hal itu membuat defisit listrik di Sumut bisa diatasi dan kini surplus. Kapasitas daya listrik terpasang di Sumut pun kini sudah mencapai 2.442 MW dengan beban puncak sebesar 1.821 MW.
Parlindungan mengatakan, energi listrik sangat penting bagi pengembangan industri pariwisata di Sumut. Apalagi, Danau Toba telah ditetapkan pemerintah pusat sebagai destinasi prioritas nasional. Ketersediaan energi listrik pun diharapkan bisa mendorong pembangunan hotel, restoran, UMKM, dan akses pariwisata.
Ketersediaan listrik itu pun diharapkan bisa meningkatkan investasi di bidang manufaktur. Di Sumut, misalnya, kini ada Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei yang didukung ketersediaan listrik hingga 200 MW.
Akan tetapi, Parlindungan mengingatkan, meski pasokan energi listrik di Sumut kini surplus, sejumlah kendala masih harus dihadapi. Distribusi listrik, misalnya, hingga kini belum maksimal. Hal ini membuat pemadaman listrik masih terjadi. ”Pemenuhan energi di daerah terpencil, khususnya Kepulauan Nias, juga belum maksimal,” katanya.
Persoalan lain yang dihadapi Sumut adalah pengembangan energi baru terbarukan yang masih lambat. ”Padahal, potensinya masih cukup besar, baik dari hidro, surya, maupun biomassa,” ujarnya.
Riza mengatakan, bauran energi baru terbarukan di Sumut kini sudah mencapai 41,2 persen atau 901,2 MW. Energi listrik lain berasal dari batubara 38,4 persen, gas 18,8 persen, dan minyak 1,5 persen. ”Saat ini di Sumut juga sedang dibangun PLTA Batang Toru berkapasitas 510 MW,” katanya.
Riza mengatakan, investor sangat tertarik pada pengembangan energi baru terbarukan. Karena itu, penambahan pembangkit baru ke depan akan fokus pada energi baru terbarukan. Pengembangan ini sangat berpeluang mengingat sumber energi terbarukan yang melimpah dan dukungan investasi yang besar.
Menurut dia, keandalan listrik di Sumatera semakin baik setelah tiga sistem yang sebelumnya terpisah kini sudah tersambung dengan tol listrik transmisi 275 kilovolt. Tiga sistem itu adalah Sumatera bagian utara, bagian tengah, dan bagian selatan. ”Selain meningkatkan keandalan, tol listrik itu juga menciptakan efisiensi,” ucapnya.
Ananda Setio Ivananto, perwakilan dari PT Awina Sinergi Internasional, mengatakan, perusahaan asal Jepang itu sangat tertarik mengembangkan energi terbarukan di Indonesia. ”Namun, persoalan yang kami dihadapi selama ini adalah harga jual ke PLN yang cukup rendah,” katanya.
Menurut Ananda, harga tersebut sebenarnya masih memungkinkan dicapai jika skala produksi listrik yang diberikan cukup besar. Namun, sebagian besar pembangunan pembangkit listrik berbasis energi terbarukan selama ini merupakan skala kecil. Padahal, lanjutnya, peluang pembiayaan energi terbarukan sangat besar karena komitmen energi hijau kini tengah digaungkan banyak negara di dunia.